Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pulih Bersama

Airlangga Hartarto Paparkan Catatan Positif Ekonomi Indonesia Periode Juni 2023

6 Juli 2023   10:38 Diperbarui: 6 Juli 2023   10:47 168 3
Penetapan pandemi covid-19 yang levelnya telah turun ke status endemi, dan kondisi ekonomi yang sudah kembali ke masa pra wabah itu menyebar memberi ruang bagi pemerintah untuk kembali memacu gerak ekonomi di berbagai sektor. Hal itu ditunjang dengan aktifita masyarakat yang sudah sepenuhnya normal dalam mengisi ruang-ruang usaha. Hasilnya, pada laporan makro untuk bulan Juni, situasinya tetap dalam kendali bahkan cenderung terus meningkat.
Hal itu terlihat dari data inflasi bulanan yang tetap dalam rentang yang ditargetkan, kendati masyarakat baru saja melakukan perayaan Idul Adha 2023. Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 3,52% (yoy), telah kembali seperti  sasaran tahun 2023 yakni 3%1% dan untuk bulanan, tercatat sebesar 0,14% (mtm), atau naik 0,09 persen dibanding Mei 2023 dan tetapi lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (Juni 2022) yang sebesar 0,61% (mtm).

Mengapa Idul Adha Juni ini penting, karena data  historis menyebut moment tersebut jadi pendorong kenaikan harga dan itu terlihat dari VF(volatile food/VF) yang sebesar  0,44% (mtm) karena datang dari kenaikan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih. Namun demikian, hingga tengah tahun inflasi VF tercatat sebesar 3,22% (ytd) atau secara tahunan sebesar 1,20% (yoy), lebih rendah bulan dari sebelumnya (Mei 2023) sebesar 3,28% (yoy).

"Capaian inflasi hingga tengah tahun 2023 tetap terkendali dan telah kembali masuk kisaran target inflasi. Hal ini merupakan hasil koordinasi dan sinergi yang solid dari TPIP dan TPID. Ke depan, sinergi ini akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi tahun 2023 tetap dalam kisaran sasaran untuk menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, awal pekan ini.

Data positif tak cuma datang dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang tak lain adalah institusi pemerintah. Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) juga merilis data perkembangan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk Juni 2023. Rilis yang keluar menyatakan bahwa PMI Manufaktur Indonesia ada di level ekspansif sebesar 52,5, naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 50,3, dan ini adalah level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir. Ini lebih baik dari pada Malaysia yang sebesar 47,7 dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu catatan ekspansif dari  indeks PMI Manufaktur juga diperlihatkan Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun