Dengan kondisi yang secara umum sangat memuaskan tersebut, pemerintah menjadi lebih siap dan optimis untuk program kerja satu tahun ke depan, meski tantangan yang dihadapi juga tidak otomatis menurun. Kesiapan dan modal pertumbuhan ekonomi positif tersebut menjadi salah satu batu pijakan penting bagi pemerintah dalam penyiapan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2023.  Pijakan yang salah satunya ditujukan  untuk menjadi wadah bagi terlaksananya transformasi ekonomi yang berlangsung secara inklusif serta berkelanjutan.
Basis rencana tersebut tak lepas dari laporan  pertumbuhan ekonomo yang hingga pertengahan tahun tumbuh impresif di angka 5,44 persen. Angka diatas 5 persen tersebut adalah capaian tiga kuartal berturut-turut yang juga membuat pemerintah yakin dapat menutup akhir tahun 2022 ini dengan pertumbuhan di angka 5,2 persen.  Pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut juga tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh sektor konsumsi dan ekspor yang meningkat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut juga didukung oleh sektor lain yang tumbuh positif yakni sektor industri, pengolahan, perdagangan, pertambangan, dan pertanian. Hilirisasi untuk kebijakan di sektor otomotif juga terbukti menjadi salah satu penghela atau pendorong sektor manufaktur. "Ke depannya agar pertumbuhan ini bisa tetap dipertahankan adalah dengan terus melakukan reformasi struktural"kata Menko Airlangga Hartarto.
Aplikasi lanjut dari reformasi struktural tersebut antara lain dalam bentuk pelaksanaan  Sovereign Wealth Fund,  yang tujuan salah satunya adalah sebagai alternatif pembiayaan  pembangunan ekonomi. Lewat lembaga ini,  kelanjutan pembangunan infrastruktur yang sejak tahun 2016 hingga Juni 2022 terus berjalan. Wujudnya antara lain ada dalam  135 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar Rp858 triliun.