Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

Surplus Beruntun Neraca Perdagangan Perkuat Ketahanan Sektor Eksternal Indonesia

19 April 2022   14:41 Diperbarui: 19 April 2022   14:46 57 1
 Telah lebih dua tahun pandemi covid-19 terjadi, selama masa itu pula distorsi dan disrupsi terjadi menyusul kondisi yang serba tidak  menentu, baik dalam maupun luar  negeri. Namun dari semua kondisi tak menyenangkan tersebut, masih ada sejumlah indikasi menggembirakan yang juga menjadi petunjuk bahwa langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah terbukti pada jalur yang benar. Indikasi tersebut menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto adalah, neraca perdagangan dalam negeri yang secara beruntun dalam 23 bulan konsisten mencatatkan angka surplus. Sebuah kondisi yang secara langsung menjadi sinyal bahwa denyut nadi ekonomi makro ataupun mikro masih berjalan seperti rancangan dan strategi pemerintah sebagai pengambil kebijakan.

Seperti diketahui bahwa ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun 2021, menyusul beragam kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat. Mulai dan PSBB  sampai PPKM, semuanya diterapkan dengan tujuan untuk menekan sebaran virus  tersebut. Dampaknya, ekonomi menjadi terkontraksi, sebelum kemudian bangkit lagi pada akhir kuartal III tahun. Pertumbuhan ekonomi berbalik pulih begitu memasuki kuartal IV tahun lalu.

Di luar dinamika turun naik angka pertumbuhan ekonomi tersebut,  neraca perdagangan atau kinerja ekspor justru menjadi bidang yang paling konsisten dalam hal menyumbang info positif terhadap ekonomi domestik. Tak cuma terus tumbuh,  nilainya juga turut mencatat sejarah baru. Pada Maret 2022 lalu, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 26,50 juta dolar AS. Ini menjadi kenaikan signifikan yakni sebesar 29,42 persen (mtm) atau  44,36% (yoy). Pada bulan yang sama, nilai impor tercatat  sebesar  21,97 juta dolar AS yang itu setara dengan pertumbuhan 32,02% (mtm) atau 30,85% (yoy).  

Data yang secara faktual menunjukkan bahwa surplus neraca perdagangan bulan itu tercatat sebesar  4,53 juta dolar. Trend yang sekaligus melanjutkan capaian surplus ekspor impor yang telah terjadi semenjak Mei 2020, atau menjadi rekor terbaru karena terjadi selama 23 bulan secara beruntun.

Surplus yang berkelanjutan ini akan terus mendorong kenaikan cadangan devisa, sekaligus meningkatkan kapasitas dan ketahanan sektor eksternal Indonesia," ujar Airlangga Hartarto dalam satu kesempatan.

Soliditas angka tersebut ditopang kinerja ekspor yang terus menguat di tengah peningkatan harga berbagai komoditas andalan yang cukup signifikan. Airlangga menyebut,  pada Maret 2022, harga batubara meningkat 49,91% (mtm), nikel tumbuh 41,26% (mtm), dan CPO naik 16,72% (mtm). "Di tengah momentum kenaikan harga komoditas, Indonesia terus memacu hilirisasi komoditas unggulan. Sehingga ekspor Indonesia tidak lagi berasal dari komoditas hulu, namun mengandalkan komoditas hilir yang memiliki nilai tambah tinggi," papar Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Meskipun surplus neraca perdagangan terus berlanjut, Pemerintah akan tetap waspada dan terus responsif dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul, seperti melambatnya laju pemulihan ekonomi Zona Euro akibat perang Rusia- Ukraina, serta penerapan lockdown yang baru saja diterapkan kembali di Tiongkok. Kondisi ini diperkirakan berpengaruh pada performa ekspor ke depan.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun