Yang lainnya adalah, saya bukan pendukung Foke, saya mendukung orang yang pantas dan punya program yg rasional, bukan secara emosional ataupun bukan karena di besarkan oleh kompanye media, namun melihat kemampuan sebelumnya solo dengan jakarta akan sangat berbeda. Pengalaman sejarah kini, banyak anak bangsa dari dulu berulang ulang terhipnotis oleh figur dan kemudian mengalamin kekecewaan yang sangat.
Saya mengerti begitu luar biasa hausnya masyarakat akan sosok baru, sama seperti ketika dulu lahirnya pemimpin spt Mega dan SBY yang awalnya di iringi dengan sejuta pujian yg tidak rasional, walaupun saat itu kelompok2 rasional sudah menyampailkan pesan, namun badai eforia dan emosionalnya rakyat tak bisa di bendung sama seperti melihat dan memilih kontes idol idolan bukan karena kemampuanya menyanyi tapi karena ketampanan dan kecantikan serta sisi Cindrella Cyndromenya
Saya hanya mau sampaikan bahwa kesahajaan saja tidak cukup, kompanye media serta sukses  membangun kota Solo yang hanya sebesar Depok tidak cukup pula, ada banyak hal, ini bukan soal kemanangan Pilkada DKI namun ada yang lebih daripada itu, adalah mengembalikan rasionalitas serta mengembalikan etika dan Integritas yang pada tempat yang tepat, ketika seorang Jokowi dua tahun lalu bersumpah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sbg Walikota Solo yang kita liat kemudian adalah meninggalkan Gelanggang hanya karena tergiur oleh porsi yang lebih besar, dan kemudian menyatu dengan orang yang 14 tahun lalu di pecat secara tidak terhormat dari anggota TNI dengan pangkat jendral sebagai pertanggung jawaban terhadap pelanggaran HAM berat atas masyarakat yang kritis meawan kediktatoran serta para aktifi Mahasiswa yang di hilangkan dan aksi pelecehan pemerkosaan terhadap wanita etnis tertentu. bangsa ini harus konsukeun, pemilihan pemimpin harus di tempatkan pada rasional berpikir yang tepat.