Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Bukan Anas Kalau Terjungkal (Bag 2)

7 Februari 2012   07:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:57 375 0
Menarik apa yang disampaikan Saudara Muhammad Armand di Kompasiana lalu (Bukan Anas Kalau terjungkal)  bahwa  Anas bukanlah politisi amatiran yang akan habis begitu saja seperti  yang sering dikemukakan  CSIS (JB Kristiadi) atau Soegeng Sarjadi Syndicate dan pengamat-pengamat lain....

Tricky jahat sering terjadi di HMI,  Anas tidak kaget  lagi  jika saat ini  teman-temannya di Demokrat  dan media beramai-ramai menghabisinya...karena memang sekarang ia di pohon tinggi :  muda, agamis, tenang, moderat, ...dan komunikatif.

Walau bagaimana pun hukum harus ditegakkan. Jika betul ia korupsi, maka kecerdasan politiknya tidaklah sehebat  yang kita pikir.   Seceroboh  itukah strateginya dalam  mengantisipasi penempatan  Nazaruddin sebagai Bendahara Partai Demokrat sebelum kasus ini meledak?......Atau jangan-jangan ini sudah ia rancang sebelumnya untuk merampas Demokrat dari Keluarga Cikeas...Atau memang Anas memang lalai  dan berpikiran pendek terjebak  materi umpan Nazaruddin.

Ada kemungkinan  2  skenario terhadap Anas dari efek skandal Nazarudin ini

Skenario 1 :

Anas lolos dari jeratan hukum

Implilkasinya sangat buruk

# Karirnya habis seiring stigma "tak bersih" yang menempek pada dirinya.

# Dipastikan ia lemah tahun 2015,  ketika ia tak  punya preveilage dan prisai politik....KPK tak akan memberi

ampun  setelah SBY lengser

#   No where to run...media terus-menerus akan memojokannya

Skenario 2

Anas ditahan atau dipenjara

Implikasi

# Apabila media berpikir Anas akan habis jika dipenjara, salah besar!.  Ada barisan yang saat ini risau, geram

dan sabar  ketika saat ini ia "dikuyo-kuyo" : Kawan-kawan HMI, KAHMI, beberapa orang "powerful" yang

mempunyai  ikatan emosi yang kuat dengan Anas, dan "Extrem silent muslim",...yaitu orang-orang yang

merasa gundah  karena terlalu kuatnya suara kalangan non muslim dan abangan di Demokrat, Media dan

Pengamat yang   berteriak keras  "jatuhkan Anas"...Saya haqulyaqin Anas menyadari ini.  Ada doktrin di HMI

tentang hal seperti ini.

#  Anas pastis "aware" kultur orang indoensia yang cepat lupa. Mungkin masyrakat tidak kapok terkecoh gaya

politik  "didjalimi" gaya SBY sbeleum terpilih 2004 dan 2009. Anas mungkin akan pakai "playing as victim".

Mengapa? Sekaliber dia dipastikan bnyak pegang kartu trup Partai Demokrat. Ia akan buka sebagian untuk

menggambarkan bahwa ia "difitnah".

# Anas dekat dengan Bang Akbar dan dekat dengan sebagian "pembenci" SBY, bahkan saat orang-orang di Media

teriak-teriak, ia efektif menggunakan waktunnya bergerilya  keliling DPD-DPD di Indonesia untuk menjelaskan

duduk    persoalan kasus yang menyangku dirinya....Anas seorang Marketing Politik, orang lupa itu. Sangat

banyak   kolega di Demokrat yang masih mendukungnya....Jika ia diganti saat ini, oleh Siapa?.....

who's better than Ana?..  Andi?...Marzuki?....Pak De Karwo?...atau Mentri terkaya di Kabinet

Joko Suyanto?...sangat "fragile" dan "risky". Mereka lemah dan  gampang  diserang...

# Jika Anas dipenjara , ia  akan terus diliput media....Adalah kesukaan orang HMI untuk membuka kartu-kartu

trup ketika posisi bebas tidak terikat.....apalagi dikorbankan. Apalagi orang sekaliber Anas....

Memang fakta di media saat ini sangat memojokan Anas, sebagaimana dikatakan Herman Goering pada masa

pemerintah Hitler : "Kebohongan yang diberitakan terus-menerus  akan menjadi kebenaran".  Atau memang Anas

bersalah?....Wallahualam.

(Hasbullah)



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun