Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Artikel Utama

Menggairahkan Kembali Layar Tancap di Tengah Kepungan Televisi

26 Oktober 2011   16:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:28 382 0
[caption id="attachment_139589" align="alignleft" width="218" caption="Layar tancap : Alternatif hiburan yang kian terlupakan"][/caption] Layar tancap sempat menjadi primadona masyarakat pedesaan di era 90an, namun perkembangannya tergusur bahkan nyaris terhenti oleh melesatnya perkembangan televisi. Saat ini televisi sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia tak terkecuali di desa-desa. Perkembangannya berubah menjadi suatu industri besar yang tak lagi berpatokan pada apa yang dibutuhkan masyarakat tetapi lebih mengarah pada sesuatu yang laris dijual. Sesuatu yang laris ini seringkali malah membawa pengaruh buruk pada masyarakat.

Dominasi televisi yang sulit dibendung menumbuhkan ide-ide segar dan kreatif dalam memberikan alternatif hiburan kepada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Salah satunya adalah pertunjukan layar tancap yang digelar oleh komunitas film Sidoarjo Rolas, Maju Terus Komunikasi dan Sekolah Film Movie Labs di dusun Lowok Beji kecamatan Ngajum Kabupaten Malang, (15/10) Sabtu malam.

Acara gratis yang bertajuk sinema ndeso ini berlangsung cukup gayeng karena posisi layar tancap berada di tengah-tengah kampung. Masyarakatpun leluasa melihat film tanpa harus mendekat ke layar bahkan mereka sambil duduk-duduk di halaman rumah.

Alternatif hiburan audio visual semacam inilah yang saat ini dibutuhkan masyarakat yang terkadang jenuh dengan acara yang disajikan televisi. Disamping itu secara tidak langsung menumbuhkan keakraban antar masyarakat yang terbawa emosi alur cerita ketika menyaksikan film secara bersama-sama dengan pandangan mata yang tertuju pada satu titik.

Peran Besar Komunitas Film

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun