Di era informasi digital saat ini, gawai dan perangkat elektronik lainnya telah menjadi teman setia bagi semua orang, terlebih utama, remaja. Melalui perangkat tersebut, berbagai konten yang berpotensi merusak atau membangun moral anak remaja dapat diakses dengan cepat dan beragam, dalam sekali klik.
Indonesia memiliki tingkat populasi usia produktif yang lebih besar daripada proporsi usia non produkti. Dalam Istilah ilmiahnya, Indonesia sedang mengalami Bonus Demografi. Sutikno dalam Bonus Demokrasi di Indonesia menyatakan bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami Bonus Demografi pada 2020-2035 yang akan datang ( ejournal.goacademica.com).
Indonesia akan mendapat keuntungan atau juga bisa mengalami hal yang sebaliknya dengan bonus demografi ini, tergantung bagaimana peran masyarakat dalam mengelola Smber Daya Manusia (SDM) usia produktif tersebut. Keberhasilan dan kegagalan mengelola SDM usia produktif yang akan menentukan negara menjadi kuat atau lemah, ditentukan oleh kekuatan dan ketepatan pada pola pikir warga negaranya. Selaras dengan Hamzens yang berpendapat melalui jurnalnya, Revolusi Pola Pikir dalam Membangun, bahwa revolusi pola pikir dalam membangun merupakan suatu cara cepat yang dapat digunakan sebagai proses penyadaran yang menyeluruh bagi seluruh komponen bangsa, agar bangsa ini tidak terlalu lama berada dalam perjalanan yang tidak pasti, akan ke mana, dan harus bagaimana ( rudyct.com).
Langkah nyata untuk membangun pola pikir yang kuat dan tepat adalah dengan cara mengintegrasikan visi negara dengan visi warga negaranya, seperti penyataan Hadi dalam tulisannya yang berjudul Moralitas Pancasila dalam Konteks Masyarakat Global: Mengkaji Pendidikan Kewarga negaraan untuk Penguatan Nilai Moral dalam Konteks Globalisasi, bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuh kembangkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa dan moral bangsa, maka tidaklah akan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta kejayaan bangsa Indonesia (jurnal.radenfatah.ac.id).