Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Sepakbola Bukanlah Sepakbola (Lagi)

19 Februari 2014   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 290 0
Sepakbola Bukanlah Sepakbola (Lagi)

Saya baru saja membaca sebuah artikel yang dibuat oleh akun Twitter @vetriciawizach yang berjudul : Sepakbola Tak Lebih Penting dari Sekolah dan Rumah Sakit (baca: http://www.panditfootball.com/sepakbola-tak-lebih-penting-dari-sekolah-dan-rumah-sakit/). Sebuah artikel yang sangat menarik, dan cukup membuka pengetahuan mengenai bagaimana pandangan lain terhadap sepakbola. Sebuah artikel yang membahas mengenai mirisnya hingar bingar persiapan Piala Dunia 2014 yang diusahakan sebaik mungkin dengan pembangunan stadion megah, namun seolah mengabaikan fasilitas publik yang belum juga memadai seperti sekolah dan rumah sakit.

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, saya menganggap sepakbola sebuah hiburan dan olahraga yang menyenangkan. Sebuah permainan sebelas melawan sebelas di lapangan, yang menjunjung tinggi semangat kompetisi dan memperlihatkan kemampuan memainkan si kulit bundar. Tayangan Sepakbola bagi saya sendiri adalah sebuah hiburan yang jauh lebih menarik ketimbang acara serial di televisi. Bagi saya sepakbola adalah sebuah olahraga yang tidak sekedar olahraga, namun sudah berkembang dalam banyak aspek kehidupan. So, apakah benar Sepakbola tak lebih penting dari sekolah dan rumah sakit?

Pada 2012, Brazil menjadi negara ekonomi terbesar keenam di dunia, menggeser posisi Inggris. Sebuah prestasi yang sangat mencengangkantentunya. Pertumbuhan ekonomi mencapai 2,7 %. Ekonomi Brazil yang meningkat berimbas kepada banyak hal, termasuk ke pada dunia sepakbolanya. Liga Brazil tidak lagi sekedar kawah candradimuka untuk para atlet si kulit bundar, namun bisa jadi pilihan menarik untuk menghabiskan karir. Klub Brazil tidak lagi kesulitan untuk membayar pesepakbola dengan gaji yang tinggi. Contoh teranyar adalah bertahannya Neymar dan Ganso, dua nama yang sempat melejit melalui penampilannya di Copa America Brazil pada tahun 2011. Neymar akhirnya meninggalkan Brazil pada 2013, dua tahun setelahnya, dan Ganso memilih pindah ke Sao Paulo dengan nilai transfer mencapai 27 juta euro, sebuah transfer besar bagi sebuah klub Liga Brazil. Perekonomian Brazil yang semakin membaik tentunya menjadi alasan kenapa sepakbola Brazil mampu bersikap “jual mahal” kepada tawaran-tawaran dari klub Eropa yang dianggap menggelikan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun