Lembayung senja 17 Desember terukir begitu indah bagai lukisan Da Vinci. Tapi hatinya tak seindah suasana nabastala kala itu. Dibalik tirai booth berlatar biru dia memutar kisah perihal hati yang dipatahkan oleh sosok yang diyakini garis jodoh. Segala madah 1/2 malam kini berbalik menghantam kalbu. Sebait tanya pun terangkai dari bibirnya, "mungkinkah Tuhan tak menginginkanku berbagi cinta dengan kaum Adam?" kalimat itu menyadarkanku akan satu hal kalau panah asmara telah menembus lapisan endokardium, hingga memancarkan luka yang terucap melalui rintikkan air dari pelupuk matanya.
KEMBALI KE ARTIKEL