Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Prahara Paksa Keluarga Saya Memilih di Pemilu Nanti

18 Juni 2014   04:55 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:18 381 6
Keluarga inti saya sebagian besar tidak menyukai apa itu politik, karena mereka sudah cukup dikecewakan dengan pemerintahan.
"Daripada mikirin politik, mending mikirin keluarga. Siapapun Presidennya mereka kan ga peduli dengan kita. Bahkan kita makan tanah pun mereka juga ga bakal politik." begitu kira-kira tanggapan kakak saya ketika saya membuat status di Facebook tentang Capres...

Tapi beberapa hari yang lalu ada 2 hal menarik yang terjadi.


  1. Waktu saya telepon mama saya, beliau bertanya kapan jadwal saya pulang lagi ke Surabaya. Singkat saja saya jawab "Nanti waktu Pemilu tanggal 9 Juli". Lalu mama kembali bertanya,"Waktu coblosan? Kamu piliho Jokowi loh." Ya karena saya memang mendukung Jokowi, spontan saja saya jawab "Ya iyalah...". Saya mengerti alasan mama saya berkata seperti itu karena saya KENAL PASTI mama saya seperti apa.
  2. Beberapa hari lalu saya mengomentari status facebook dari kakak saya dan saya terlibat bincang-bincang di status itu. Yang menarik ketika di akhir perbincangan, saya tiba-tiba berkomentar "Nanti jangan golput!". Tujuan saya karena saya memang tidak setuju dengan GOLPUT. Kakak saya yang selama ini golput, bahkan pada Pemilu periode sebelumnya sempat dengan bangga berkata pada saya,"Tadi waktu di bilik suara, kertasnya tak coblosi semua. Hahaha....(sambil menirukan gaya mencoblos ngawur)", tiba-tiba menanggapi komentar saya "Ga, tahun ini aku pasti nyoblos." WAOOWWW!!! Terkejut saya dengan komentarnya. Saya coba tanya "Sudah tahu mana yang harus dicoblos?(Saya tidak pernah menyuruhnya mencoblos salah satu pilihan)". "Tau duonkkk!!" itu jawabannya. Dan dari percakapan berikutnya saya tahu bahwa pilihan kami sama. Alasannya "Pilih (capres) yang SMART lah..."
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun