Kita ini seringkali munafik, mungkin begitulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan paradoks yang sering terjadi kala berkehendak mau terbang. Di satu sisi kita ingin terbang menggunakan maskapai penerbangan yang terkenal aman, menjunjung tinggi faktor keselamatan, tepat waktu serta memberikan pelayanan yang terbaik. Tapi di sisi lain kita selalu ingin bisa terbang dengan tiket yang paling murah. Karena itu seringkali waktu kita habiskan di depan internet untuk berburu harga tiket yang paling murah. Karena itu betapa bangga dan menyenangkannya ketika kita mendapatkan tiket dengan harga yang murah. Dan betapa menjengkelkannya ketika sudah duduk di kabin pesawat lalu kita diberitahu oleh penumpang di sebelah bahwa dia mendapatkan tiket dengan harga yang lebih murah dari yang kita dapatkan he..he..Rasa-rasanya rasionalitas kita sudah tertinggal jauh ke belakang kala berurusan dengan yang namanya harga tiket ini. Coba bayangkan, untuk terbang dengan pesawat terbang; dengan teknologi yang begitu canggih dan tentu saja mahal; kita sangat-sangat berharap bisa mendapatkan tiket dengan harga yang lebih mahal sedikit daripada naik becak. Mungkin terlalu berlebihan analogi saya, tapi begitulah adanya kan? Terkadang sebagai konsumen tuntutan kita tidak berhenti pada sebuah tiket berharga murah saja. Setelah itu kita membayangkan bisa mendapatkan servis yang bagus, kalau perlu ada makan besarlah selama dalam penerbangan. Kalau bukan makan besar ya makan makanan kecil sajalah. Kalau bukan makanan kecil paling tidak ada segelas air mineral. Saya ingat ada seorang teman yang bercerita bahwa ketika naik sebuah maskapai tertentu ada seorang penumpang di belakang yang protes karena tidak mendapatkan makanan seperti yang didapatkan oleh teman saya yang duduk di barisan depan. Penumpang di belakang itu tidak tahu bahwa sebenarnya teman saya itu mendapatkan tiket kelas khusus dari kantor sehiingga memang berhak mendapatkan makan besar selama terbang. Ngomong-ngomong tentang harga tiket, berapa harga tiket termurah yang pernah Anda dapatkan? Satu jutaan rupiah, 600 ribuan, 400 ribuan atau 100 ribuan? Coba bandingkan berapa harga tiket kereta api Jakarta - Surabaya atau tiket kapal laut, terkadang harganya malahan di atas harga pesawat. Jadi harap maklum saja kalau bisnis kereta api atau pelayaran penumpang antar pulau agak ngos-ngosan bersaing dengan bisnis penerbangan. Apalagi kalau kita melihat seringkali ada iklan-iklan promosi yang menawarkan harga sensasional untuk rute-rute tertentu pada kurun waktu tertentu pula. Maskapai Air Asia yang seringkali melakukan promosi itu, mereka mengiklankan harga tiket yang sangat murah; terkadang hanya puluhan ribu belaka; untuk rute-rute tertentunya. Hal yang sama terkadang diikuti juga oleh maskapai yang lain, bahkan oleh Garuda Indonesia sekalipun. Saya pernah mendapatkan harga promo yang sangat murah dari Garuda Indonesia karena saat itu ada promosi harga tiket murah untuk penerbangan terakhir Balikpapan - Jakarta pada setiap hari Jumat malam. Bayangkan, dengan harga tiket satuannya hanya 400 ribuan rupiah kami berempat mendapatkan pelayanan standar Garuda. Kedua anak kami tentu saja yang paling senang, sudah mendapatkan makan malam yang mengenyangkan masih mendapatkan mainan lagi he..he.. Tapi harga tiket paling murah yang pernah saya dapatkan adalah bukan yang saya sebutkan di atas. Kala saya mengembara dari Barcelona ke Roma pada akhir tahun 2007 saya jauh-jauh hari sudah menengok situs Ryan Air, sebuah low cost airlines di Eropa. Saya coba cari-cari di situsnya dan eureka......saya mendapatkan tiket hanya seharga 10 Euro saja. Ditambah dengan rupa-rupa pajak, akhirnya saya mendapatkan harga tiket sebesar 16 Euro, untuk sebuah penerbangan dengan waktu tempuh kira-kira 1,5 jam. Itupun saya masih bisa mendapatkan segelas minuman mineral lho. [caption id="attachment_119232" align="aligncenter" width="300" caption="sumber foto:
http://www.airplane-pictures.net/image13765.html"][/caption] Jadi apa kesimpulan dari tulisan saya kali ini? Ternyata bukan hanya kita saja yang berkehendak mendapatkan tiket pesawat dengan harga semurah-murahnya, orang-orang bule di kawasan yang makmur seperti Eropa pun ternyata juga punya keinginan dan mimpi yang sama dengan kita yang masih miskin ini. Lalu bagaimana dengan harga tiket yang murah bisa menjamin perawatan sebuah pesawat sesuai standarnya? Wah.......itu jangan ditanyakan ke saya dong, manajemennya yang harus bisa menjawabnya. Apalagi saya yakin, harga tiket semurah itu mungkin hanya milik satu atau dua penumpang saja di dalam sebuah kabin pesawat. Namanya juga harga promo. Benar nggak?! (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 25 Juni 2011)
KEMBALI KE ARTIKEL