“Aku tahu”
Lalu kenapa kau harus bersedih? Menyesal? Sudah lah jangan terisak seperti ini. Kau adalah wanita yang kuat Zya
Meskipun banyak yang datang lalu pergi di hidup mu. Kau tetap harus menjadi diri mu.
“Aku tahu, aku tahu itu”
Lalu kenapa kau iri dengan mereka?
Bukan kah kau juga mendapat kan apa yang ingin kau dapat kan, meskipun tidak semua nya.
Semua ada porsinya. Tidak kah kau bersyukur?
“Tentu saja aku bersyukur, hanya saja ada yang tetap mengganjal di hati. Sesuatu tentang waktu, yang tidak mereka rasa kan”
Oh.. masa lalu kah? Bukan kah kau orang yang pintar.
Yang selalu belajar dari banyak hal.
Kamu tahu waktu terus berlalu, harusnya kau dapat mengambil pelajaran dari kejadian yang ada.
“Lalu bagaimana dengan kesalahan ku? Aku tak mungkin menyalahkan mereka”
Hanya Tuhan yang tahu porsi kesalahan mu. Kau tidak bisa menghakimi diri mu sendiri.
Seandainya kau bersalah, lihat lah pencipta Mu.
Bukan kah Dia Maha Pemaaf?
Bagai mana bisa kita mengharap kan maaf-Nya jika kau tidak memaaf kan diri mu sendiri
“Mungkinkah itu? Hanya kata maaf?”
Tidak kah kau ingat hal apa yang diajarkan orang tua mu sejak kecil, hal sama yang diajarkan oleh orang tua mereka kepada mereka. Maaf. Mereka selalu memaafkan dan berminta maaf. Tenanglah, itu bukan hal yang memalukan. Lalu kau juga bisa melakukan apa yang mereka lakukan.
“Aku sadar”
Bagus lah, lihat lah kedepan .
Kau bukan orang bodoh yang terus menerus terperangkap di keterpurukan.
Masa lalu tidak akan dapat menahan mu dari semangat luar biasa itu.
Berharap lah, harapan yang akan membangkit kan mu!
“Terimakasih hati kecil ku, aku bangkitkan semangat ku dengan harapan. Dengan maaf dari diri ku”
(sebuah percakapan antara diri ku dan hati kecil ku malam ini)