Dalam sejarah kerajaan Silla di Korea Selatan Bi Dam tercatat sebagai tokoh pemberontak terbesar. Tak banyak memang catatan mengenainya yang berhasil dikumpulkan sejarawan di negeri Ginseng. Hanya saja namanya terakhir tertulis menduduki jabatan Sangdaedeung kerajaan. Itu jabatan tertinggi dalam sistem pemerintahan Silla.
Di dalam Queen Seondeok, Bi Dam diceritakan sebagai anak dari Mi Shil dan Raja Jinji. Namun Mi Shil yang bertindak sebagai penjaga stempel kerajaan juga mantan selir raja sebelumnya justru memilih menyisih. Bi Dam lalu dirawat oleh guru besar Mun No. Tokoh yang punya nama besar di kerajaan Silla.
Bi Dam dibesarkan oleh Mun No di luar kerajaan. Ia tumbuh menjadi anak yang bengal dengan keterampilan bela diri yang baik.
Setelah tahun-tahun berganti, juga banyak peristiwa dilewati, Bi Dam akhirnya bisa masuk dalam istana. Ia bahkan menjadi orang kepercayaan Tuan Putri Deok Man karena telah banyak membantu Tuan Putri selama masa pelarian.
Dari hubungan itu di hati Bi Dam telah tumbuh cinta terhadap Tuan Putri. Dan itu disadari oleh Tuan Putri sendiri.
Selang beberapa waktu, setelah berhasil melewati upaya penggulingan yang dilakukan oleh Mi Shil terhadap raja, juga setelah kematian raja sendiri, maka Tuan Putri Deok Man akhirnya menaiki takhta kerajaan. Itu pun membuat Bi Dam mendapatkan posisi lebih tinggi. Setelah dipercaya memegang kementerian keamanan, Bi Dam lalu diberi posisi perdana menteri oleh ratu Deok Man. Posisi yang justru membuatnya duduk di kursi pesakitan.
Cinta Bi Dam pada ratu Deok Man tampak akan menemui jalan manis. Ratu Deok Man berencana menikah dengan Bi Dam. Rencana yang semula hanya untuk merebut kekuatan Bi Dam. Di tengah rencana itu ratu Deok Man akhirnya menyadari kesungguhan cinta Bi Dam padanya. Pada saat terjadi pergolakan dalam istana diam-diam ratu Deok Man mengutus Bi Dam berangkat ke propinsi seberang untuk mengawasi pembangunan pelabuhan di sana.Â