Ini cerita dari Teminabuan, kota kecil di kepala burung cendrawasih. Cerita yang sekali-kali hinggap di ingatan dalam alunan lagu-lagu kenangan. Masih pagi-pagi buta ketika sebagian ibu-ibu pribumi yang kerap disapa mace itu mulai riuh di pelataran pasar. Mereka telah siap bersama barang-barang hasil berkebun yang mereka panen untuk dijajakan di pasar. Mereka seperti sedang berbaris bersama sisa-sisa kabut yang tak sempat menjadi embun. M
KEMBALI KE ARTIKEL