Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bergaul Jadi Tips Menulis Produktif

25 Oktober 2020   19:30 Diperbarui: 25 Oktober 2020   19:34 56 6


Oleh: Pekik "Merdeka atau Masih Belajar Bergaul"

"Untuk menjadi penulis produktif: Pertama, Rutin Menulis Setiap Hari. Kedua, Berhentilah Menunda-nunda. Ketiga, Banyak Membaca. Dan Keempat, Banyak Bergaul di Dunia Nyata"
-Cahyadi Takariawan, 2020

Pagi ini saya mendapatkan wejangan yang luar biasa dari Guru. Tentang bagaimana kita berusaha menjadi manusia yang mampu bergaul dan bermasyarakat. Khususnya bagi para calon penulis hebat dan profesional seperti sobat sekalian yang ada di rumah ceria, blog kroyokan kompasiana.

Saya telah membaca habis artikel bernasnya tersebut langsung melalui website milik beliau di ruangmenulis.id yang berjudul "Banyaklah Bergaul, Untuk Memanusiawikan Tulisan Anda!". Isinya lumayan panjang, tapi sebanding dengan apa yang saya dapatkan. Yakni ilmu pengetahuan baru tentang kepenulisan. Itu sangat bermanfaat terutama bagi saya, calon penulis yang sedang dalam proses pembelajaran.

Inti dari wejangan pagi yang saya rangkum di atas adalah bagaimana seorang calon penulis diupayakan mampu menjadi sosok manusia yang bisa bergaul dan bermasyarakat atau dalam bahasa gaulnya menjadi "ekstrovet". Tujuannya adalah untuk memanusiakan tulisan-tulisan kita.

Bagaimanakah caranya, "Memanusiakan Tulisan"?

Apakah dengan cara menulis di sekujur tubuh Anda atau mengajak Buku jalan-jalan bertamasya ke kolam renang? Bisa saja sih. Namun bukan itu yang dimaksud. Memanusiakan tulisan adalah dengan cara mengetahui dan mempraktikan langsung pergaulan sesama manusia. Nah, dari situ kita akan tahu sisi kehidupan mereka dengan cara berkomunikasi dan berdialog.

Komunikasi yang dibangun langsung saat kita bergaul dengan tetangga, teman, saudara, tukang sayur, abang tukang galon, tukang ac, tukang beca, pedagang di pasar, mba-mba spg, mas-mas sales motor-mobil dan masih banyak lagi, akan menghasilkan dialog-dialog yang riil dan nyata yang dapat menjadi referensi. Sehingga tulisan yang dibuat jadi lebih hidup dan bernyawa.

Hasil dari pergaulan, dialog dan obrolan yang terbingkai senyum, salam, sapa dan saling berkabar akan memberikan warna dan ruh tulisan kita. Baik berupa tulisan fiksi seperti cerpen, cermin, cerbung dan puisi ataupun tulisan non-fiksi berupa esai, opini, karya ilmiah dan lain sebagainya.

Pembaca akan dibawa pada suasana kehidupan yang seolah-olah nyata ketika membaca tulisan yang dibuat bukan berdasarkan asumsi atau logika yang hanya dihubung-hubungkan semata. Karena penulis menyajikan tulisan hasil pergaulan sesama makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna, ialah manusia yang hidup dalam masyarakat.

Tamat.

Sebentar lagi.

Bagaimana, sudah siapkah Anda menjadi pribadi demikian? Jika belum, ga perlu khawatir masih ada nomer 1 sd. 3 dari keempat syarat menjadi penulis produktif menurut Pak Cah. Karena memang tidak mudah menjadi pribadi yang luwes dalam bergaul di kalangan masyarakat.

Yang penting senyum, salam dan sapa. Jika belum mampu berkabar kepada siapa saja, minimal kepada sahabat dan handai tolan yang dekat dan akrab.

Itu aja sih. Semoga semua member kompasiana mampu menjadi penulis produktif yang juga luwes dalam bermasyarakat. Kalau saya belum liwes tapi luemes karena baru sarapan 1 piring nasi goreng. Terima kasih atas kepeduliaannya membaca tulisan ini.

Duduk di sofa, teras rumah. Tangerang, 25-10-2020.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun