Hal lain, ada semacam kejenuhan dan kebosanan yang mendorongku untuk mengeksplorasi media triplek ini. Aku pun mulai menggelutinya, tapi lebih untuk kenikmatanku sendiri. Jadi, karya-karya triplekku hanya kusimpan dan belum terpikirkan untuk menjadikannya sebagai apa atau kusikapi lebih jauh lagi.
Percumbuanku dengan triplek -kemudian- mempertemukanku dengan Wedar dan Hahan (1). Kedua seniman ini juga menggunakan triplek untuk media kreatif mereka. Walau mereka menyikapi triplek itu seperti layaknya kanvas yang dilukisi, tetap saja persamaan media ini menambah semangat dan keyakinanku untuk menggeluti triplek. Aku pikir; ini bisa jadi media alternative dibanding kanvas dan/atau kertas yang sudah banyak digunakan para seniman atau artist wanna be. Di tahun 2011, aku mulai serius mendalami triplek ini.