Kompasiana terlahir sebagai Platform Blog; dan setiap artikel (yang dipublikasi di Kompasiana) merupakan tanggungjawab penulis, termasuk jika ada persoalan hukum akibat publikasi tersebut.
Namun, ini yang sering tak diketahui khalayak pembaca, bahwa walau artikel adalah tanggungjawab penulis, namun tak bermakna mereka sebebas-bebasnya gunakan laman Kompasiana untuk menulis artikel tanpa data, hoaks, ujar kebencian, sentimen sara, intoleransi, radikalisme, terorisme.
Ada sejumlah rambu dan protap baku yang harus ditaati oleh penulis artikel di Kompasiana. Konten yang dibuat dan ditayangkan di Kompasiana harus sesuai dan tidak bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban umum, Syarat dan Ketentuan Kompasiana, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dengan syarat dan ketentuan seperti itu, Kompasiana dan Penulisnya (sering disebut Kompasianer) terjaga marwah serta kehormatannya; plus menjadi sumber dan refrensi yang sangat dipercayai, (Jujur, tak sedikit kutipan dari artikel saya ada thesis, disertasi, laman resmi perguruan tinggi, jurnal ilmiah dan lain-lain).
Disamping itu, ketentuan baku bahwa copas atau kutipan (dari sumber lain) tak lebih dari 25% menjadikan Kompasiana sebagai 'Media Jurnalis Warga' yang terjaga kualitasnya dan mengutamakan hasil eksplorasi, aktualisasi, serta kemampuan olah pikir para penulis.
'Ketentuan tak lebih dari 25%' itu juga menjadikan tak ada artikel di Kompasiana yang 100% salin-tempel, misalnya, dari Antara seperti Media Berita lainnya. Namun, sebaliknya, yang terjadi adalah artikel di Kompasiana "100% disalin-tempel" oleh media lainnnya. Ini bagus, tapi prihatin kerena 'merampok hak cipta' orang lain.