Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Serial Lansia: Kendaraan Pribadi atau Transportasi Umum

8 Februari 2022   15:51 Diperbarui: 8 Februari 2022   16:02 373 8
Pondok China Depok, Jawa Barat | Simak catatan-catatan awal di bawah ini; ini adalah rekaman peristiwa dari korban, saksi mata, dan jejak digital.

Sekitar dua tahun lalu, di jalan raya seputaran LA arah Tg Barat - Depok, lansia putus usia di Mobil yang ia kemudikan. Diduga karena serangan jantung.

Di Jalan Raya Bekasi, sering terjadi, apalagi saat sepi, lansia yang sendiri di mobil, dihadang orang (berboncengan motor) dengan alasan telah disrempet mobil. Kemudian, paksakan ganti rugi dengan ancaman. Kasus yang mirip, banyak terjadi di berbagai tempat di Jabodetabek.

Kenalan saya, Oma-oma, pulang dari pasar (naik motor), dihadang begal; motornya dirampas.

Yang terbaru, sungguh tragis. Di Jakarta, lansia sendiri kemudikan mobil! Entah apa asal-muaslanya, diteriak sebagai maling; massa mengeroyoknya hingga tewas di tempat.

Dan, jika dikumpulkan, maka (akan) menemukan banyak kasus lainnya; kasus yang menimpa lansia di Area Publik. Selain sakit dan meninggal mendadak, mereka menjadi korban tindak kekerasan ringan atau pun berat.

Di atas, hanya penggalan peristiwa yang terjadi atau dialami lansia di Area Publik. Lalu, dengan sikon tersebut, lansia menjadi takut, kemudian hanya di rumah seta tak ke mana-mana? Faktanya, sangat banyak anak-cucu yang takut dan ketakutan, bukan lansianya, sehingga melarang (pakai maksa) agar orangtua mereka (yang sudah lansia) ke mana-mana. Alasannya, demi keamanan dan keselamatan.

Dengan alasan yang 'masuk akal' seperti di atas, kemudian menjadikan lansia berdiam diri dan bertapa di rumah? Selanjutnya menunggu hari-hari Tuhan memanggil pulang ke hadapan-Nya? Tentu Tidak.

Jadi, sebagai lansia, apalagi yang masih fresh, sehat, cerah-ceria, semangat, dan aktif, tentu 'bertapa di rumah' merupakan 'kesalahan dan kemalasan;' mereka wajib aktif (juga) di luar rumah.

Jika seperti itu, apakah harus 'jalan sendiri;?' Sembari tak mikirkan kasus (catatan awal di atas) yang menimpa lansia di Area Publik? Ini (juga) tak bener. Nah, jika lansia (ingin) keluar rumah, ini beberapa tips.

Jika keluar rumah, wajib bawa dompet (di dalamnya ada KTP ataupun nomor kontak keluart dekat) dan telepon seluler.

Jalan Kaki, jika jaraknya hanya sekitar 2-3 Km (PP); anggap saja sebagai olahraga ringan. Terutama pada pagi dan soreh hari.

Jika dengan mobil pribadi (walau bukan utama) sebisa mungkin ada pendamping ataupun sopir; biar ada teman ngobrol dan penjaga. Sama halnya jika dengan sepeda motor; perlu ada yang temanin.

Jika sendiri dan gunakan angkutan umum kecil (dalam kota), ada baiknya bukan pada malam hari dan sepi. Tunggu angkot yang penumpangnya cukup ramai, jangan sendiri di angkot. Sama halnya jika gunakan Bus Umum Dalam Kota, jangan dengan bus yang nyaris kosong penumpang. Atau, jika terpaksa, maka duduklah dekat sopir. Namanya juga jaga-jaga.

Gunakan moda transportasi 'Pesan Online;' ini merupakan pilihan terbaik, karena data serta geraknya langsung masuk database perusahaan penyedia. Jadi, kemungkinan kecil mereka (sopirnya) melakukan kejahatan ke lansia.

Jika berpergian jarak jauh atau antar kota (yang jaraknya masih dekat), misalnya Jabodetabek, Commuter atau Kereta Listrik Antar Kota, merupakan pilihan terbaik. Ini karena ada fasilitas prioritas untuk lansia, aman, leluasa bergerak di/dalam Commuter.

Cukuplah
Nantikan Serial Lansia Berikutnya


Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun