Wagub tersebut bukan sekedar pendamping dan penolong yang sepadan dengan Gubernur, tapi juga seseorang yang pandai menata kota.
Dalam arti, ia bisa mengisi kekosongan pada hal-hal yang belum atau tidak diperhatikan oleh Gubernur. Ia juga seseorang yang bisa diterima oleh para pendukung dan 'anti Gubernur' yang sekarang.
Dengan demikian, Gubernur dan Wagub DKI Jakarta adalah paduan dua sosok yang saling mengisi satu sama lain. Paduan indah itu (akan) menjadi tampilan yang cocok, pas, selaras, dan serasi, sehingga yang nampak adalah Gubernurnya pandai menata kata, dan Wagubnya pandai menata kota.