Tiba-tiba salah satu cucu berkata ke kakaknya, "Kak Chelsea mawar ini cantik dan wangi, kupengen ambil, tapi ada durinya;" Saya mendengar kata-kata mereka, namun pura-pura memandang ke arah lain.
Kumendengar, Chelsea berkata dengan antusias, "De, jika mawar tak ada duri, maka itu bukan mawar." Tiba, Dede menarik tanganku dan berkata, "Opa, apakah mawar harus berduri, jika mawar tak ada duri namanya bukan mawar." Sejenak kuberhenti melangkah, dan bersama Dede jongkok di sekitar mawar yang ia sukai. Kujelaskan pada Dede, penyebab mawar harus berduri, namun indah dan menarik perhatian.
Great ...
Mungkin saja, di dunia ini, banyak orang seperti Dede, cucu cantikku; mereka 'mengeluh' karena mawar memiliki duri; ia wangi, indah, menarik tapi memiliki duri. Jarang yang berpikir bahwa mawar itu menarik perhatian, indah, dan wanginya terjaga karena ada durinya.
Jadinya bukan mawar yang memiliki duri; namun duri memiliki mawar.
Orang yang tertusuk duri mungkin menyesalkan mengapa bunga mawar yang begitu indah harus berduri, tapi jika duri bisa bicara, mungkin duri akan bersyukur bahwa ia memiliki mawar.
Kita, anda dan saya, bisa memandang dari suatu benda yang sama dari banyak sisi, bahkan dengan keluhan ataupun bersyukur.
Saya pernah mengatakan bahwa, "It's all in the state of mind". Â Bahwa dalam hal buruk tidaklah berarti semuanya buruk. Pasti ada hal baik dibalik situasi buruk yang dialami. Ajakan untuk bersyukur pun sebenarnya bukan hal baru.
Anda dan saya sudah sering berhadapan dengan ajakan melalui tulisan, orasi, narasi, kotbah dan sebagainya. Namun pola pikir untuk selalu bersyukur, memang bukanlah semudah membalik telapak tangan, apalagi jika sedang berada dalam tekanan.
We are never alone even in the deepest trouble. Bukankah semua yang diberikan Sang Pencipta, Â sebenarnya adalah baik? Mungkin, awalnya, terlihat seolah-olah sulit untuk dilalui.
Dia ingin anda dan saya tampil sebagai terang, seperti lentera di tengah kegelapan, posisi yang tidak mampu dijalani jika dalam kesendirian tanpa iman.
Karena itu, pandanglah setangkai mawar dengan pola pandangan baru.
Jangan bersungut-sungut melihat duri; jangan pernah meminta mawar tanpa duri, karena itu bukan mawar.
Beersyukurlah bahwa duri  tajam itu memiliki mawar yang sungguh indah.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang Ia kehendaki.