Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Mereka Menggunakan Metode PKI

17 September 2017   11:51 Diperbarui: 8 Oktober 2017   09:46 2114 2

  1. Menebarkan persepsi buruk terhadap pemerintah atau pun Negara. Menghindari perdebatan cara terpelajar dan bermartabat. Tanpa data dan fakta, dan penjelasan rinci, membuat dan menebarkan slogan-slogan negatif sert kebencian; diharapkan rakyat juga berseru sesuai slogan tersebut. Di sini, ketika ada yang bertanya tentang makna dari slogan tersebut, mereka tak mampu jelaskan.
  2. Menyerang hal-hal atau kehidupa pribadi lawan politik, termasuk menyangkut suku, etnis, agama, gaya hidup, dan lain sebagainya. Misalnya, Aidit Pimpinan PKI menyebut Soekarno sebagai presiden tukang kawin; PKI membuat kebijakan melarang elite partainya kawin lagi.
  3. Menciptakan issue yang bisa memancing emosi rakyat agar membenci siapa dan apa saja, utamanya lawan politik. Contoh, PKI mengangkat issue bahwa tokoh agama tidak peduli kepada rakyat kecil dan membiarkan mereka kelaparan, dan tukang kawin
    Targetnya adalah rakyat jelata yang secara nalar tak punya kemampuan berpikir luas , agar membenci tokoh agama dan dianggap sebagai antek feodal serta musuh kaum proletar.
  4. Melalui unsur-unsur budaya atau pun kegiatan seni yang populer di akar rumput; di dalamnya ada pesaan propaganda ujar kebencian dan permusuhan.
  5. Penyusupan ke dalam lembaga formal dan informal; termasuk merambah ke lingkungan pemerintah, keagamaan, komunitas etnis, serta pagayuban-paguyuban profesi non formal. Bergerak seperti hantu yang tak terlacak secara formal maupun informal ada hubungannya dengan Partai.
  6. Melakukan propaganda sehingga kepalsuan sulit di bedakan dengan kebenaran. Kepalsuan (HOAX) menjadi alat propaganda yang ditebar terus menerus sehingga orang menjadi percaya itu adalah kebenaran itu sendiri. Ketika ada yang menyampaikan kebenaran maka justru orang itu dianggapnya palsu. Kepalsuan digunakan untuk membodohi rakyat, fitnah dan pembunuhan karakter lawan. Dengan kepalsuan isu utama dapat di alihkan dengan mudah. Orang digiring untuk membicarakan hal-hal remeh, sementara hal-hal yang terkait dengan kehidupan bersama diabaikan atau terlupakan.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun