Sayangnya, fakta, pengakuan, "proses dan kronologis" rencana teror tersebut sudah terbuka pada publik, namun ada sejumlah pihak yang masih sinis dan "meragukan" hal tersebut. Dan, itu bukan pertama kali terjadim Karena selama ini, jika ada serangan teror dan penangkapan teroris, para sinisme terhadap aparat Negara, terutama Densus 88, dengan nada fals "menyanyikan nyanyian sumbang;" mereka sampaikan syair rekayasa, konspirasi, setingan, pengalihan isue, dan lain sebagainya. Bahkan, ada yang menuding sebagai "penangkapan" altivis dakwah serta melakukan pelanggaran dan penindasan HAM. Orang-orang tersebut juga menebar dan menyebar berita, yang berisi atau bersifat pemutarbalikan fakta, hoax, dan bernada fitnah, penistaan, serta kebencian ke aparat keamanan.
KEMBALI KE ARTIKEL