dalam renungan saya apapun mazab teori ekonomi  (klasik maupun Modern)  pada prinsipnya memdewakan 2 hal  yaitu mencari keuntungan sebanyak2 nya  dengan menggunakan pendekatan Efektifitas dan Efisiensi
anehnya dalam salah satu diskusi sempat juga di bahas tentang warung vs XXXXMart
saya jadi teringat pengen nulis ini sejak lama yg terbengkalai karena tugas lainnya
waktu kecil  simbah saya mengajari 2 hal tentang kegiatan Ekonomi
1  belilah ditetangga sebelah berpapun harganya   dan jualah dengan keuntungan seminim mungkin jika pembeli adalah tetangga dekatmu
2 Jangan mencari keuntungan sebanyak banyaknya  (murko-Tamak) secukupnya saja dengan jujur menyampaikan informasi produk dan barang jualan mu
 contoh fenomen diatas masih saya jumpai sampai sekarang.  kalo sempat jalan2 di jogja di jalan suryoputran keraton   kalo pagi ada jualan gudeg mbak saring   menunya  nasi yg cukup kenyang, telor, tahu, suwiran daging ayam, krecek  dengan rasa yg cukup istimewa  cuma dihargai 14 ribu  untuk tetangga  untuk yg lain 15 ribu (kalo dihitung pakai kalkulator ekonomi modern bakal error).
beberapa pedagang simbah2 juga melakukan hal yg sama walau dagangannya laris dan habis di jam 10 pagi  tapi tidak ingin menambah omset  dengan alasan  Gantian dengan orang lain dan tidak merebut rejeki orang  ..... intinya adalah mencari keuntungan sewajarnya untuk menambah kadang(teman/saudara) sebanyak banyak nya
Apakah salah mendapati laba sebesar2 nya,  menurut saya kalo tujuannya mencari laba sebesar2 nya  akan mengeksploitasi semua resources dan berpikiran jangka pendek  seharusnya laba sebagai akibat dari kepuasan stake holder.Â