Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Menjelajahi Kota Shinan, Pusat Tulip di Korea

30 April 2013   13:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:22 805 2

Akhir minggu di bulan April, saya dan beberapa mahasiswa Indonesia di SolBridge International School of Business menyempatkan diri untuk menyelajahi kota Shinan yang terletak di propinsi Jeollanamdo, propinsi paling ujung di bagian barat daya Korea Selatan. Shinan adalah satu dari dua puluh dua kota di propinsi ini. Pada musim semi selama kurang lebih seminggu kota ini menjadi sangat indah dengan mekarnya bunga-bunga tulip. Kota berpenduduk kurang lebih 35,000 jiwa penuh dengan lautan bunga tulip. Tidaklah mengherankan jika kota Shinan juga dijuluki sebagai the Tulip Capital in South Korea.

Setiap tahun di kota ini diadakan festival tulip. Tahun ini pada tanggal 19-28 April 2013 Shinan Tulip Festival yang keenam digelar dan berlangsung di pantai Daegwang di pulau Imja. Pulau ini merupakan pulau terbesar di Korea yang ditanami pohon tulip. Luasnya hampir mencapai 11 hektar. Pada festival kali ini ada kurang lebih 5,000 tulip dengan 43 jenis yang berbeda yang dipamerkan. Bunga-bunga ini dapat tumbuh di kota ini karena tekstur tanah di sini yang sesuai dengan bunga tulip.

Perlu waktu kurang lebih lima jam dari tempat kami tinggal, kota Daejeon, yang terletak di tengah Korea untuk pergi ke kota ini. Kami harus naik kereta api menuju kota Gwangju yang berjarak kurang lebih dua setengah jam perjalanan. Sesudah itu kami harus berganti dengan bis dan menyeberang pulau dengan naik kapal ferry selama dua setengah jam. Namun demikian perjalanan panjang ini terbayar ketika kami sampai di tempat festival.

Kesan pulau Imja sebagai pusat tulip di Korea sudah dapat kami rasakan ketika turun dari kapal ferri. Bangunan-bangunan baik itu yang berdesign bunga tulip maupun yang dicat dengan bunga tulip mudah kami temui di sana. Di sepanjang jalan masyarakat juga antusias menyambut pengunjung dengan mendirikan tenda-tenda. Mereka umumnya menjual makanan, minuman tradisonal Korea, dan juga hasil perkebunan di kota tersebut seperti daun bawang.

Para pengunjung perlu membeli tiket masuk seharga KRW 4,000 atau Rp. 40,000 sebelum memasuki area taman. Sebuah Windmill besar dapat kami lihat begitu memasuki pintu gerbang taman tersebut. Petugas yang kebanyakan adalah para tenaga sukarelawan menyambut kami dengan ramah. Di hadapan kami, kami dapat melihat sebuah taman besar yang dipenuhi oleh warna-warni bunga tulip. Sebuah pemandangan yang luar biasa indah.

Setelah itu, kami lanjutkan menjelajahi taman tulip tersebut. Banyak sekali pengunjung yang kami jumpai di dalam tanam tersebut. Umumnya mereka adalah para keluarga Korea. Bagi orang Korea musim semi adalah musim untuk pergi ke luar rumah dengan menikmati kehangatan cuaca dan juga mekarnya bunga-bunga. Sebelum musim tulip juga ada musim Cherry Blossom di Korea. Suasana gembira juga saya dapat rasakan dari ekspresi-ekspresi wajah mereka.

Bagi para pengunjung yang datang dengan anak kecil, mereka dapat juga mencoba beberapa permainan seperti bersepeda, naik kuda, membuat pot bunga, dan lain-lain. Waktu berjalan sangat cepat dan hampir kurang lebih tiga jam kami berada di taman tersebut. Sebelum kembali ke Daejeon kami sempatkan untuk pergi ke pantai dan melihat pameran foto bagimana festival ini dilaksanakan dari tahun ke tahun. Beberapa pengunjung juga membeli pohon tulip sebagai kenang-kenangan bahwa mereka sudah pernah pergi ke kota ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun