Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tsunami, Mangrove dan Wilayah Indonesia

26 Desember 2012   03:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:02 1096 0
Hari ini, tepat 8 tahun lalu, 26 Desember 2004, gempa besar pada skala 9,3 skala richter di Lautan Hindia, 150 km sebelah barat Banda Aceh yang kemudian memicu gelombang tsunami yang sangat besar. Pada pantai barat Aceh, ketinggian gelombang tsunami ada yang mencapai 51 m. Bencana besar tersebut merengut 226.408 jiwa, dan sebagian besar korban (165.708 jiwa) terjadi di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara). Diperkirakan lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal. Dunia berduka.

Pasca tsunami 26 Desember 2004, salah satu isu yang banyak menjadi perhatian masyarakat dunia adalah upaya pengurangan dampak tsunami sebagai bagian mitigasi bencana. Banyak penelitian kemudian dilakukan, baik di lapangan maupun laboratorium terkait kemampuan vegetasi pantai, terutama hutan mangrove dalam meredam tsunami.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan kemampuan hutan mangrove dalam meredam gelombang tsunami dan melindungi daerah di belakangnya berdasarkan penelitian lapangan. Dahdouh-Guebas et al. (2005) melaporkan bahwa di berbagai daerah pantai Sri Langka yang memiliki hutan mangrove alami yang terjaga dengan baik kerusakan yang ditumbulkan tsunami sangat kecil atau malah tidak terjadi, sedangkan kerusakan parah ditemukan pada pantai yang hutan mangrovenya telah mengalami kerusakan sebelum tsunami terjadi. Hasil penelitian lapangan serupa juga dilaporkan oleh Vermaat, & Thampanya (2005), Kathiresan & Rajendran (2005) pada pesisir pantai India, Onrizal et al. (2009) di Pulau Nias, Indonesia. Demikian pula, hasil penelitian lapangan di Aceh dan kemudian diikuti simulasi di lapangan oleh Yanagisawa et al. (2010) menunjukan bahwa 80% hutan mangrove berumur 30 tahun mampu bertahan dari tsunami dengan ketinggian 5 m dan menyerap energi tsunami sebesar 50%.

Wilayah pantai setiap saat menghadapi ancaman abrasi atau erosi pantai akibat gelombang dan arus laut, sehingga kawasan pantai bersifat tidak stabil. Salah satu fungsi hutan mangrove adalah menjaga kestabilan pantai. Hutan mangrove secara fisik  berfungsi menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai, mencegah terjadinya erosi laut dan sekaligus mempercepat perluasan lahan. Dengan demikian, hutan mangrove sekaligus berfungsi untuk melindungi daerah di belakangnya dari hempasan gelombang (Mazda et al., 2006, 2007a, 2007b, McIvor et al., 2012).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun