Emak sedang gundah. Benduk, nama panggilan putri semata wayangnya belum rancak memasak. Sudah beberapa kali hasil olahan tidak memenuhi harapan.
Sayur bening yang biasanya berkuah bening, menjadi tidak bening. Entah apa yang sudah ditambahkan.
"Nduk..ini sayur beningmu?"
"Iya Mak..coba Emak cicipi. Rasanya menggugah. Sayur bening jempolan," sahut Benduk sambil membereskan sisa tangkai bayam.
"Kok pekat begini? Kau kasi apa?" tanya Emak sambil mulai memilah-milah permukaan sayur kemudian menciduk kuahnya untuk dicicipi.
Ketika kuah sayur terseruput, air wajah Emak langsung berubah.
"Ini lodeh. Ini sayur lodeh bukan sayur bening. Tapi kalau lodeh, rasanya kok begini? Kau pakai santan apa nggak?" ujar Emak meyakinkan Benduk. Kepalanya berputar mencari bekas bungkus santan kemasan. Yang dicari tidak nampak.
"Iya Mak.. Sayur bening rasa lodeh. Tu in wan Mak," sahut sang putri tenang dan datar tanpa menoleh sedikitpun ke arah Emak.
Kemudian, "Tadi sedang nyayur, Bopo nelpon agar dibuatkan sayur lodeh."
"Halah..Nduuk.. Nduk.. Mbok ya cari alasan lainlah.. Sejak kapan Bopomu suka lodeh?"
"Lha.. Emak ini bagaimana. Justru inilah kesempatan yang pas agar Bopo bisa menyukai lodeh..," sahut Benduk sambil berlalu.
Emak mesam mesem saja. Belum juga paham apa yang telah terjadi. Tidak mau ambil pusing, diseruput lagi kuah sayur rasa unik itu.
"Mudah-mudahan Bopo suka...dia tidak pernah menyukai sayur lodehku," pikiran Emak menghiasi kernyitan dahi.
Saat Bopo datang, Benduk antusias menyambut. Hidangan malam di meja makan sudah siap. Hanya Emak yang terlihat gundah. Bagaimana tidak, Bopo membawa serta Jon, kawan sejawatnya untuk turut menikmati makan malam itu.
"Silakan..silakan dinikmati..ditambah lagi ya.. Anggap rumah sendiri ya..," ujar Bopo ramah. Disahut jempol sang kawan.
Emak dan Benduk sudah tidak terlihat lagi di ruangan itu. Pindah ke ruang sebelah. Mereka menguping.
"Bagaimana sayur lodehnya Jon? Enak?" terdengar suara Bopo.
"Oh..ini lodeh to? Iya.. Iya.. Enak.. Lumayan..lodeh bayam.. masakan istrimu ya?"
"Iya..dong siapa lagilah. Masa istri tetangga? Hehe..ada ada saja Kau," sahut Bopo terlihat puas. Jon kawan sejawatnya dikenal suka lodeh.
"Oh iya.. Lodeh apa saja yang pernah Kau santap?" suara Bopo seperti menelisik.
"Biasanya sih lodeh nangka atau kacang panjang. Iya cuma itu saja sih seingat Aku. Tapi lodehmu ini memang lain dari pada yang lain. Lodeh bayam. Istrimu kreatif juga ya. Baru kali ini aku merasakannya. Mungkin rasa lodeh terbaru ya? Rasa santannya seperti hilang. Ya seperti jenis makanan lain. Banyak muncul varian rasa yang aneh-aneh..," sahut Jon panjang lebar. Tidak ingin mengecewakan tuan rumah. Walau terlihat ragu menelan setiap cidukan lodeh.
Sementara itu dari balik dinding, Emak menjewel gemas lengan Benduk sambil greget mendesis," Kau kasi apa itu lodeh?"
"Anu.. Mak.. Air tepung Mak...," sahut Benduk meringis dalam ketidakpahaman yang sangat. (*)