Dalam pergumulan pengejaran rasionalitas ini, filsafat menjadi pemain utama sejak 2500 tahun. Filsafat membongkar mitos, tetapi juga dapat menciptakan mitos baru, menggerogoti agama dan sekaligus memaksanya untuk menggali kembali rasionalitas yang sebenarnya; mengeritik ideologi-ideologi tetapi juga melahirkannya. Filsafat sejak 2500 tahun yang lalu merupakan medan utama manusia mendiskursuskan keyakinannya.
Sekarang ini, banyak orang berpikir bahwa filsafat adalah disiplin ilmu yang tidak berguna. Kontras dengan 25 abad sebelumnya, filsafat saat ini kehilangan pamor. Di zaman modern, ketika universitas menghadapi krisis anggaran dan mahasiswa menghadapi pasar kerja yang tidak pasti, ada godaan yang besar untuk memotong program ilmu filsafat. Namun, hal ini sangat keliru karena filsafat melakukan empat hal yang tidak dapat dilakukan oleh disiplin ilmu lain.
Etika
Tidak ada disiplin ilmu lain yang mempelajari apa yang benar dan salah. Sains atau bidang ilmu eksata dapat memberi tahu kita bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana menghitung sesuatu, tetapi bukan apa yang harus kita lakukan. Teologi dapat memberi tahu kita sesuatu yang menurut agama tertentu baik atau buruk, tetapi tidak sesuatu yang secara objektif dan universal baik atau buruk. Ekonomi dapat memberitahu kita bagaimana menciptakan kekayaan dan nilai ekonimis suatu benda atau suatu komoditas perdagangan, tetapi tidak mengajarkan jika hal itu adalah hal moral yang harus dilakukan atau jika ada hal-hal moral yang harus mengesampingkan pengejaran kekayaan. Setiap hari kita dihadapkan dengan keputusan etis yang tak terhitung jumlahnya yang mempengaruhi kehidupan nyata kita dan kita memiliki kebutuhan yang mendalam untuk mengetahui bagaimana menjalani kehidupan etis. Hanya filsafatlah mempelajari apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan dan bagaimana menjalani kehidupan yang baik
Logika
Studi kedua yang unik untuk filsafat tetapi penting bagi kehidupan adalah logika filsafat. Studi tentang apa yang membuat suatu argumen valid atau keliru dan yang mengatur apa yang dapat dan tidak dapat disimpulkan dari metode ilmiah, bukti matematis, argumen politik dan dari studi statistik dibangun dari logika dan filsafat. Semuanya didasarkan dan berakar pada argumen filosofis. Tanpa logika, kita tidak dapat mengetahui apa yang telah terbukti atau apa yang kita terima secara irasional hanya karena kita menyukainya
Epistemologi
Filsafat mempelajari kebenaran. Filsafat adalah satu-satunya disiplin yang mempelajari kebenaran itu sendiri dan apa yang dapat kita ketahui. Sains mempelajari teori yang paling sesuai dengan bukti saintifik. Hukum mempelajari apa yang dapat dibuktikan di ruang sidang. Studi sejarah mempelajari penjelasan terbaik untuk bukti sejarah yang ditemukan. Hanya filsafat yang mempelajari apa yang betul-betul benar dan bagaimana kita dapat mengetahuinya. Epistemologi mendasari metodologi disiplin-disiplin ilmu lain  dan filosofinya yang menentukan sejauh mana kesimpulan dari disiplin-disiplin lain ini dapat berjalan berdasarkan bukti yang mereka miliki.
Diskursus
Pada akhirnya, filsafat adalah satu-satunya disiplin yang benar-benar dapat menempatkan disiplin lain dalam percakapan antara satu sama lain. Ini karena semua disiplin ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat. Filsafat dikenal sebagai mater scientiarium atau induk segala ilmu -- filsafatlah yang melahirkan disiplin-disiplin ilmu lain. Sains dan agama sering berdebat satu sama lain tentang apa yang benar tetapi klaim mereka dapat dibandingkan pada pijakan yang sama menggunakan filsafat yang mempelajari kebenaran dan pembenaran itu sendiri. Ekonomi dan ilmu politik mungkin tidak setuju tentang cara pemerintah harus bertindak tetapi filsafat yang mempelajari apa yang benar dan adil dapat menjembatani kesenjangan itu. Filsafat adalah perekat yang menyatukan seluruh akademia. Filsafat dapat mengungkapkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan yang disiplin ilmu lain tidak bisa lakukan, karena filsafat memiliki hal-hal yang diperdebatkan oleh disiplin lain, yaitu tentang gagasan kebenaran dan keadilan.
Filsafat mungkin terdengar sebagai ilmu yang sangat abstrak di telinga kita. Filsafat sama sekali tidak menyentuh kehidupan konkret manusia. Namun, siapa sangka hal itu hanyalah miskonsepsi semata. Sebenarnya, filsafat sangat berguna bagi kehidupan kita. Filsafat mengajarkan kita untuk hidup bijak melalui nilai-nilai keutamaan yang diajarkannya. Filsafat sangat penting dalam mempelajari perbuatan yang benar dan salah, studi tentang logika dan rasionalitas, studi tentang kebenaran dan kemampuan berbagai disiplin ilmu untuk terhubung dan berdebat di lapangan yang sama tentang ide-ide dan nilai-nilai yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari.
Filsafat pada hakikatnya adalah ilmu yang mempelajari kebijaksaan. Secara etimologis, filsafat lahir dari kata philo yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksaan, oleh karena itu filsafat adalah cinta kebijaksaan. Orang-orang yang "mencintai kebijaksaan" disebut sebagai philosophos. Dalam salah satu fragmennya, Plato menulis: "Terdapat tiga kelompok manusia: pecinta kehormatan, pencinta kepuasan, dan pecinta kebijaksanaan -- yang paling bahagia adalah pencinta kebijaksanaan".
"Me totum philosophiae dabo."
"I will give my self completely to philosophy."