Dari tadi aku sangat curiga, penjual ronde itu seorang intel, dan pembelinya juga intel. Dari gerak-geriknya saja mudah kutebak. Celingukan kesana kemari mencari seseorang, dan bisa jadi akulah orangnya. Sebenarnya aku bisa saja lolos dari pengintaian ini, namun bayang-bayang Lilik seolah melemahkan niatku. Apakah aku harus lari ataukah menyerahkan diri? apalagi Lilik bersedia menerimaku apa adanya.
KEMBALI KE ARTIKEL