Saat duduk di tepi senja, kulihat jingga menari diantara bayang-bayang daun. Ia tengah menikmati alunan angin yang memainkan orkesta petang. Seperti biasa setiap pergantian waktu selalu meninggalkan kenangan. Siapa yang merawat jingga jika bukan kenangan sendiri? Begitu juga dengan kenangan, ia selalu menari di pikiranku.
"Mengapa dulu kubiarkan dirimu kecewa?" Ah, seandainya waktu bisa kuraih dengan jemariku, betapa aku ingin menjaga cintamu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL