Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pembawa Sunyi

2 Oktober 2019   13:15 Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:27 49 6
Sebuah nomor telepon menghubungiku,
katanya disana ada sekumpulan sunyi
menyerang dari berbagai mata angin.

Hidup memang membingungkan.
Ada yang ingin sendiri walau di
tengah keramaian.
Banyak pula ingin beramai-ramai,
setelah bosan menyendiri.

Kususuri gulita, menyibak gerimis,
menepikan warung remang-remang
dan menyapa bulu mata palsu
yang tertinggal di bangku taman kota.

Bioskop telah sepi, bank-bank tak
ada antrian, restoran cepat saji kian
lambat waktu. Supermarket menahan
kantuk. Kantor polisi berbincang
hangat dengan tahanan. Kusiapkan
kantong-kantong sunyi.

Embun pagi menghardikku,
mengapa tak mengisi pulsa
untuk menelepon balik, kemana
sunyi ini akan dibawa?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun