Kucoba lagi mengubah nada-nada. Besok ada pesta pengusaha yang dimabukkan dunia. Sejak petang hingga malam persiapan sudah matang. Rencana merobohkan istana menjadi isu yang pasti. Mulut yang berkobar-kobar meninju langit. Kabar palsu sudah menjadi nutrisi yang menggemukkan otak mereka. Semakin mulut itu berkoar kobar, semakin besar pula kepalanya. Matanya melotot, rambutnya bergidik. Lalu, meletuslah amarah mereka.
Kepala yang terus membesar membuat mereka tak lincah lagi. Kemarahan yang mengurung imaji telah menjerat leher mereka. Gerombolan kabar-kabar palsu terus mencari mangsa. Mulutnya mengecup hangat, jemarinya memainkan gitarku, seluruh senarnya bergetar, mengiringi lagu kesia-siaan, sampai kepalaku membesar, mataku melotot dan rambutku juga bergidik.