"Kurang ajar kau!"
"Kencing sembarangan tanpa malu!"
Kututup segera hidungku
Pesing mengular bau
Amoniak menaikkan tensiku
Gelandangan terseok-seok berlalu
Meninggalkanku mencumbu bangku
Termenung ditimpa rindu
Nasib perindu tak bermutu
Untunglah rindu segera purna
Saat perempuan menyapa
Tentu dia kekasihku mesra
Seperti puisi-puisi cinta
Kuambilkan mawar untuknya
"Terima kasih sayang," ucapnya manis.
"Aku juga terima kasih sayang," balasku.
Kita memadu rindu
Saling memejam mata sendu
Mencium mawar berbau
Sampai pingsan meracau
Gara-gara amoniak meninju
Gelandangan cekatan merogoh sakuku
Pesing membasahi celanaku