Selama perjalanan pulang, istri dan anakku senang. Hingga asyik melukis bayangannya masing-masing. Istriku sedang membayangkan ranjang, berikut atap rumah yang berlubang. Sedangkan anakku membayangkan rumah kakeknya yang baru dijumpainya sekarang.
Sore itu kita berjalan saja menuju rumah. Tubuhku ditindih barang bawaan yang menjajah. Sebagai ayah memang harus mengalah, membiarkan anak dan istri bebas melangkah. Sambil terus mengamati rumah-rumah, ternyata banyak rumah baru yang megah-megah.
Beberapa orang lama menyapa, dan beberapa orang baru memandang tanya. Terdengar pula suara anjing penjaga, serta langkah sandal jepit kita. Rupanya gang ini sudah berubah rupa.