Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Menilik Kehidupan Masa Revolusi Kebudayaan di Cina Melalui Buku "Kisah Seorang Pedagang Darah"

18 Januari 2021   14:26 Diperbarui: 18 Januari 2021   14:45 521 10

Sehari-hari, Xu Sanguan bekerja sebagai pendorong kereta di pabrik sutra dengan upah yang sangat rendah. Berbekal perbincangan dengan paman keempatnya, dan juga pertemuannya dengan A Fang dan Genlong, Xu Sanguan akhirnya tahu bahwa dia akan mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak jika menjual darah.

Bersama-sama, ketiganya menemui Li Kepala Darah. Jika mau menjual darah, mereka harus dapat menarik perhatian Li Kepala Darah, sebab penjualan darah hanya dilakukan atas seizinnya.

Beruntung, di pertemuan pertama itu, Xu Sanguan diizinkan untuk menjual darah. Dia mendapatkan 30 yuan, sebuah jumlah yang besar saat itu. Dari uang itu, dia bahkan berhasil mengawini Xu Yulan, gadis (penggoreng) Cakwe yang cantik.

Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai 3 anak lelaki yakni Yile, Erle dan Sanle. Sayangnya, akibat komentar para tetangga yang mengatakan bahwa hanya Erle dan Sanle yang mirip Xu Sanguan, terkuaklah bahwa Yile bukan anaknya.

"Dia itu perempuan bocor. Kalau sudah marah, dia langsung duduk di ambang pintu, menangis-nangis, menjerit-jerit. Gara-gara dia, aku jadi pecundang selama sembilan tahun." Hal.102.

Iya, Xu Yulan punya kebiasaan buruk meratap dan meracau tiap kali ada masalah. Problema rumah tangga yang harusnya dijaga jadi diketahui banyak orang karena teriakannya di ambang pintu itu.

Benarlah, saat awal menikah, ternyata Xu Yulan pernah ditiduri Xe Xiaoyong. Yile, anak pertama yang tadinya dikira hadir sebab benih Xu Sanguan akhirnya mengetahui siapa ayahnya yang sebenarnya. Sayangnya, Xe Xiaoyong tak mau mengakui dia sebagai anak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun