Berkhabar dan memilih sesungguhnya sederhana. Berkhabar itu sederhana: tunjukkan yang telah dilakukan, tunjukkan yang akan dilakukan, katakan maaf untuk yang gagal diwujudkan, dan katakan semangat untuk yang akan diupayakan. Memilih pula pun sesungguhnya sederhana: pelajari siapa yang akan dipilih, apa yang sudah dilakukannya, apa yang akan dilakukannya, timbang-bandingkan, lalu pilih saat perhelatan pemilu digelar. Sederhana sesederhana bernafas. Tapi gagap-merdeka kadang bikin banyak orang gagap ngga jelas menempatkan posisi sebagai peran apa: team sukses engga pemilih sederhana juga engga jelas. Orang demikian saling cela-saling serang opini dalam ruang publik yang ngga jelas. Ngga peduli sosial media internet, facebook, blog, whatsup, BB, sms, koran, pengajian, mimbar khutbah, hingga perbincangan keseharian. Mendadak rame-rame jadi team sukses tanpa bekal data cukup: ujung-ujung cuma reproduksi black-campign. Jadi ngga jelas ini sebuah budaya cerdas atau bubal bebal yang telah tercipta. Pemilih ya memilih saja, kalah menang itu urusan team sukses: itu namanya profesional karena ada banyak pekerjaan bisa dilakukan bukan cuma berdebat apa yang mau dipilih.