Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Sang Pelaut yang Hilang di Daratan

7 Mei 2014   22:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 15 0

Menyusuri lagi jalan-jalan yang dulu kerap kami lalui bersama, seperti menyusun kembali kepingan-kepingan peristiwa untuk menjadi sebuah puzzle manis yang bernama “kenangan”. Aku masih ingat betul letak rumahnya, meskipun di sana sini banyak yang telah berubah. Rumahnya memang tak jauh dari gedung sekolah kami di bilangan Sunter Agung, Tanjung Priok Jakarta Utara. Dahulu, sering kali selepas pelajaran olah raga atau saat turun main tiba, kami anak-anak SD inpres dengan uang saku terbatas ini berlarian sambil bersenda gurau ke sana untuk sekedar mendinginkan kerongkongan dengan air kulkas gratis. Ibu Nurhasanah atau yang akrab dipanggil Ibu Nung sambil melayani pembeli di warung gado-gado di muka rumahnya biasanya akan berkicau panjang pendek pada bocah-bocah berkeringat dan bau matahari ini agar jangan ribut dan jangan berebut. Beliau adalah ibunda dari Yadin Muhidin, kawan sekolahku sejak SD hingga SMP yang juga menjadi korban penghilangan orang pada peristiwa 14 Mei di Jakarta dua belas tahun yang lalu. Sebuah rentang waktu yang terbilang cukup panjang, tapi seperti baru kemarin sore rasanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun