Hariadi mengungkapkan bahwa diskusi ini bertujuan agar karya Ottinger yang sangat baik ini menjadi tidak pasif, satu arah. “Bentara Budaya juga menginginkan adanya diskusi tentang transformasi kesenian itu sendiri” tambahnya. Hal senanda juga diungkapkan Garin bahwa “Kita hidup dalam era transformasi di mana pasar seni juga mengalami transformasi terus menurus.”
Ulrike Ottinger sendiri dikenal sebagai seorang seniman yang mampu mentransformasikan karya-karyanya. “Ottinger adalah produser, sutradara, editor, penulis skenario dan penata fotografi yang selalu menghasilkan karya-karya seni yang tak terpisahkan.” ungkap Katrin.
Hal serupa juga terjadi pada Garin yang selalu mencoba mentransformasikan setiap karya yang ia ciptakan. Garin mengisahkan bagaimana Opera Jawa pernah ditampilkan dalam bentuk teater dengan judul “Ranjang Besi” dalam Festifal Teater Eropa di Paris dan dalam pameran instalasi di Jerman.
Mualin, salah seorang pengunjung, mengatakan bahwa Garin dan Ottinger sama-sama menghasilkan foto dalam setiap pembuatan karya filmnya, dan karya mereka itu tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Teman kuliah Garin tersebut mengungkapkan bahwa Garin dan Ottinger merupakan seniman yang punya ketegasan dan personalitas sendiri. “Mereka mengangkat realitas sehari-hari ke dalam dunia sakral yang diakui para seniman. Hal-hal sederhana dalam hidup sehari-hari dijadikan sesuatu yang absurd, surealis dll.” tambahnya.
Mengenai hal tersebut Garin menegaskan bahwa banyak orang mengambil gambar sesuatu tanpa mengerti arti dari objek tersebut. “Padahal setiap hari adalah materi dokumentasi baik yang fiksi, nyata, absurd, realis maupun surealis” jelasnya.
Garin menambahkan bahwa pengalaman sehari hari itu dapat diekspresikan lewat seni rupa, fotografi, film, teater, seni instalasi dan berbagai hal lain. Seni bagi pria kelahiran 6 Juni 1961, sudah menjadi budaya bagi Indonesia. “Segalanya adalah seni itu sendiri, segalanya itu upacara. Jadi Seni mengalir saja seperti upacara. Dunia digital sekarang ini menciptakan dialog baru yang menyebabkan transformasi yang begitu cepat. Dunia digital juga membantu kita untuk menangkap peristiwa sehari” ungkapnya di akhir materi .
Dalam diskusi tersebut, Garin sempat menayangkan Film pendek berjudul Paradox yang materinya diambil dari film Opera Jawa. Garin juga menampilkan beberapa hasil foto karya fotografer handal seperti Timur Angin yang diambil selama pembuatan film Opera Jawa. Foto-foto pilihan Garin tersebutdiletakkan di ruang berbeda dengan foto-fot hasil karya Ottinger.