Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Olivia Sandra: Inspirasi Tiada Henti

12 Juli 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 952 0

OLIVIA SANDRA. Sebuah nama yang sangat kami kenal dengan baik. Nama OLIVE, OLIP, OYIP, OLIVIA, dan berbagai kata panggilan lain, pasti akan merujuk ke gadis cantik yang tampilannya biasa-biasa saja, tetapi selalu ceria, ramah, rendah hati, dan selalu berusaha menyenangkan teman-temannya. Gadis bersahaja yang saat ini hampir lulus kuliah ini banyak sekali prestasinya sejak kecil. Pengalaman berkegiatan dan berorganisasi sejak bangku SD hingga saat ini tak membuatnya terlihat tinggi hati. Loyalitas, rasa tanggung jawab dan solidaritasnya yang tinggi, serta leadership seorang Olive, membuat dia dipercaya untuk memimpin beberapa organisasi yang diikutinya. Orangnya jujur dan punya sifat selalu berpikir positif. Hal ini terkadang membuat kami berpikir dimana sebenarnya kekurangan seorang Olivia Sandra? Bagi Anda yang mengenal baik Olive pasti setuju dengan pertanyaan tersebut. Kami sedikit pun tak hendak memuji atau bahkan memuja Olive. TIDAK! Kami tidak berniat demikian. Karena kami tahu pasti bahwa segala pujian yang berlebihan pada akhirnya akan menjadi racun yang memabukkan! Penjelasan singkat tentang sosok Olive sebelumnya adalah pintu masuk bagi kami untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan banyak orang terkait munculnya beberapa ‘socmed’ yang konon atas permintaan dan rekayasa Olive! Kami jawab dengan tegas. TIDAK SAMA SEKALI!

Memang betul, hadirnya beberapa ‘socmed’ terkait Olive, karena keikutsertaannya pada ajang ‘Pemilihan Abang None Jakarta Barat 2012’ saat itu. Kami hanya ingin mendukung perjuangan yang bersangkutan dari luar gelanggang. Kami hanya ingin publik yang lebih luas tahu siapa dia. Hal ini kami lakukan tanpa sepengetahuannya. Muncul penolakan saat dia tahu pertama kali karena merasa bukan siapa-siapa. Namun karena sudah terlanjur ‘mengudara keliling dunia’, akhirnya dia pun tak kuasa untuk menolak. Pada akhirnya, baik langsung maupun tidak langsung, masukan dan dukungan mengalir dari teman-teman Olive semasa SD, SMP, SMA, dan juga para sahabat di kampus. Pun beberapa teman lain di luar ‘bangku sekolah’. Semuanya hanya karena peduli dan sayang Olive. Yang mengharukan kami adalah ketika dibutuhkan bantuan, kami dibantu pula oleh teman-teman yang tak mengenal Olive secara pribadi, namun hanya mengenal ‘sepak terjang’ dan fenomena seorang Olivia Sandra. Mereka rela dan ikhlas ikutan ‘all out’ membantu baik tenaga maupun pikiran. Mulai dari mencari data, membuat materi dukungan untuk suporter, hingga memikirkan dan mencari content untuk ‘socmed’. Kami terus terang mengalami kesulitan karena ‘sok-sokan’ mendukung Olive tanpa data yang memadai. Yang ada di benak kami adalah ‘hajar dulu, urusan belakangan’. Tanpa strategi tertentu, yang penting ikut tren dengan membuat socmed tentang Olivia Sandra. Kesulitan mulai muncul saat kami membutuhkan update berita terkait jagoan kami itu. Akses benar-benar tertutup. Kami benar-benar tak dapat menghubungi Olive yang saat itu sedang menjalani karantina di wilayah Jakarta Barat dan kemudian pada tingkat DKI. Tak ada satupun di antara kami yang mantan atau alumni abnon sehingga kami tak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi saat karantina berlangsung. Modal kami saat itu hanyalah ‘mantengin dan melototin’ akun facebook serta timeline @abnonbarat dan @abnonjakarta. Sambil berharap muncul informasi baru yang dapat diolah menjadi materi socmed. Maklum, kami ini hanyalah amatir yang berusaha membantu sahabat sebisa mungkin tanpa pengetahuan dan pengalaman memadai.

Singkat cerita, kami sangat senang ketika pada akhirnya Olive berhasil menjadi pemenang pertama dan berhak mengenakan selempang None Jakarta Barat 2012. Meski sebenarnya kami tak tahu pasti seberapa signifikan socmed yang kami lakukan dapat mengamplifikasi citra positif Olivia Sandra. Karena kami tak pernah dan tak ingin melakukan riset atas hal itu.

Kami hanya ingin ikut bertarung seperti halnya Olive, layaknya dia sering bertarung untuk kami. Kami sangat mengenal ‘fighting spirit’ seorang Olive. “Aku suka pengalaman baru dan tantangan. Aku ingin melakukan hal-hal yang terbaik supaya aku bisa bermanfaat buat orang lain.” Hal inilah yang menjadi dasar bagi kami untuk ikut berjuang dan membantunya meraih cita-cita.

Terus terang, apa yang kami lakukan sifatnya sporadis. Tak ada resep khusus yang rumit. Ada ide baru muncul, langsung tweet. Hingga muncullah hashtag seperti: #OliviaQuote dan #OliviaSays. Kami hanya mencari informasi dari teman-teman tentang apa yang pernah Olive bilang. Sesederhana itu. Tapi hashtag itu sementara terhenti karena kami lupa dengan apa yang pernah dia ucapkan. Kegiatan lain yang dilakukan adalah hunting foto. Kami mencarinya di akun facebook Olive dan beberapa teman dekat lainnya. Begitu dirasa sesuai dengan tujuan, kami langsung meminta izin kepada pemilik foto untuk ikut mengunggahnya. Tujuan akhir dari apa yang kami lakukan adalah publik mengenal sosok Olivia Sandra dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Kami ingin ‘habis-habisan’. Segala bentuk dukungan ini rencananya akan berakhir sampai Malam Final Abnon Jakarta 2012. Untuk itulah, rencana dukungan untuk “mengguncang Jakarta Convention Center, Senayan” telah disiapkan secara khusus. Rencana mobiilisasi besar-besaran suporter dari sekolah dan kampus dimana Olive pernah menuntut ilmu telah disiapkan. Persiapan dan strategi untuk “mengguncang Senayan” mulai disusun lebih detil. Mulai dari persiapan logistik, mobilisasi, hingga kreatifitas dukungan. Yang mengejutkan adalah ide dari tim kreatif. Mereka sedang mempersiapkan sebuah kejutan besar yang mungkin takkan pernah terbayangkan oleh siapapun! Tim kreatif bahkan telah melakukan beberapa simulasi agar rencana berjalan mulus dan lancar. Kami hanya bisamembayangkan betapa sensasionalnya bila itu benar-benar terjadi pada malam final.

Namun sayang seribu sayang, rencana besar yang kami susun akhirnya kandas! Informasi yang kami dapatkan, gelaran malam final ternyata bukan di Jakarta Convention Center tetapi di Teater Besar Jakarta! Masuknya tidak gratis seperti tahun-tahun sebelumnya, namun harus memakai tiket/undangan karena kapasitas tempat duduk menurun drastis. Dari semula lebih 5000 orang turun menjadi sekitar 1500 orang. Penonton kecewa! Kami tak tahu pasti mengapa venue dipindah dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang jelas, persiapan matang yang telah disusun akhirnya mustahil untuk dieksekusi. Kami pada akhirnya harus berbesar hati. Yang mengecewakan adalah, kami membatalkan mobilisasi suporter besar-besaran, karena tak sampai hati bila teman-teman kami hanya menonton ‘layar tancap’ pada sebuah gelaran bergengsi seperti ini. “Mending nonton di tivi deh. Gambarnya lebih jelas dan bisa sambil tiduran nontonnya!”, sindir salah satu teman. Akhirnya memang tak banyak yang bisa hadir dalam acara malam itu. Tak semata-mata karena tempatnya pindah namun juga karena berbagai sebab lain. Yang jelas, banyak dari teman kami membatalkan kehadiran secara langsung karena tak memiliki tiket/undangan dari panitia.

Penampilan Olive malam itu sangat baik. Jawaban ketika sesi Q and A juga luar biasa. Dia menawarkan konsep GATARI, ‘Gerakan Antri Dimulai dari Diri Sendiri’ terkait pertanyaan tentang bagaimana cara menularkan budaya tertib di Jakarta. Pada saat nandak pun Olivia terlihat paling enerjik dan berdiri di depan paling tengah. Kami sangat optimis Olive bisa berprestasi malam itu. Segenap pendukung mungkin akan merasakan hal yang sama ketika nama-nama pemenang disebutkan satu-persatu. Semuanya deg-degan. Sampai akhirnya, kekecewaan kedua muncul, saat nama jagoan kami tak disebut sama sekali sebagai salah satu penerima selempang. “Ebusyet, nama Olive ga kesebut. Hebat banget tuh 6 cewek yang menang!”, celetuk salah satu teman. “Emang kriteria penjuriannya gimana sih?“, dan berbagai pertanyaan lain berbau kekecewaan bermunculan. Bahkan kami sempat mendengar pertanyaan bernada sindiran, “Ini pemilihan None Jakarta 2012, apa Putri Jakarta 2012 ya?”. Terus terang, kami pun ikut kecewa. Namun kami sadar, bahwa itu adalah celetukan-celetukan spontan dan kekecewaan suporter yang jagoannya kalah. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pemenang yang notabene sahabat-sahabat Olivia juga, kami sangat mengkhawatirkan keadaaan mental jagoan kami, Olivia Sandra. Singkat cerita, kami pun segera mencari Olive sambil membayangkan kesedihan yang akan tampak di wajah Olive. Dugaan kami meleset jauh! Olive terlihat sangat ceria seperti biasa. Kalimat pertama yang keluar, “Aku legaaaa.. Akhirnya semuanya usai!”. Tak ada raut kesedihan sedikit pun di wajahnya. Ketika kami mengkonfirmasi mengapa gagal, jawabannya sungguh di luar dugaan kami. “I did my best! Dan temen-temen yang menang itu pasti lebih baik dari aku di mata para juri. Gapapa kok. Aku udah sangat senang bisa maju ke tingkat DKI! Udah dapat manfaat dan ilmu banyak pas karantina”.Sungguh jawaban yang luar biasa dari seorang None Jakarta Barat 2012! Meski telah banyak hal yang dikorbankan selama 3 bulan terakhir, Olive tetap tegar dan menerima dengan besar hati kenyataan ini. Bahkan tetap membela teman-temannya yang menjadi pemenang.

Rencana awal kami sebenarnya akan menonaktifkan dan bahkan menutup semua socmed terkait Olivia Sandraseusai malam final. Namun, dengan berbagai pertimbangan, kami akan terus ‘on’ agar dapat terus mendukung tugas Olivia Sandra sebagai Duta Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta dan Jakarta Barat 2012. Sebagai sahabat, kami juga terus berharap agar Olive tetap membumi dan makin merunduk bak padi. Hal terpenting adalah bagaimana mengisi amanah sebagai Duta Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta setahun ke depan. Ini bukan akhir dari segalanya. Perjuangan dan perjalanan menggapai cita-cita masih panjang. Teruslah belajar, kawan.. Semoga terus menginspirasi dan bermanfaat bagi orang banyak. Selamat berjuang, Non Olive!

OLIVIA SANDRA MANIA

www.facebook.com/oliviasandra.mania

http://www.facebook.com/pages/Olivia-Sandras-Diary/356430624411430

www.twitter.com/olivia_mania

www.oliviasandradiary.wordpress.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun