Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Redenominasi Bukan Redominasi

12 Agustus 2010   01:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 604 0
Kalau denger uang 1000 rupiah menjadi 1 rupiah?
Yang terbayang memang daya beli kita menurun 1000 kali lipat, tetapi ternyata nggak seperti itu kok. Redenominasi ternyata penyederhanaan nilai uang, jadi biar nggak ribet aja, naik angkot dulunya 2000, sekarang jadi 2 rupiah. Tetapi sama aja, sama sekali nggak bikin kita harus punya uang 2juta dulu (yang sama dengan 2000 sekarang) untuk naik angkot.

Tapi kan pernah terjadi di Indonesia, pemotongan uang pada jaman Soekarno (1959)?
Betul, itu namanya SANERING, dan memang benar sanering itu membuat uang menurun nilainya. Saat itu 1000 menjadi 100, daya beli uang berkurang 10 kali lipat.

Siapa sih yang mulai ide redenominasi saat ini?
Darmin Nasution (gubernur Bank Indonesia)

Memangnya ada negara lain yang sudah melakukan redenominasi?
1. Turki (tahun 2005) --> memotong 6 digit (1 juta menjadi 1)
2. Rumania (tahun 2005) --> memotong 4 digit (10000 menjadi 1)
3. Zimbabwe (tahun 2008) ---> memotong 10 digit (10 M menjadi 1)

Kenapa setuju dengan redenominasi?
1. Lebih bergengsi, misal= 1 dolar sekarang 9000 rupiah, tapi bila redenominasi 1 dolar = 9 rupiah
2. Lebih efisien dalam memakai kalkulator, hemat kertas struk dan hemat tinta, hemat memori komputer.
3. Redenominasi membuktikan ekonomi Indonesia stabil, karena hanya bisa dilakukan pada saat inflasi rendah.
4. Uang kertas 100.000 rupiah adalah mata uang kedua terbesar digitnya di dunia, setelah 500.000 Dong Vietnam

Kenapa nggak setuju atas isu redenominasi saat ini?
1. Masyarakat panik karena takut nilai uang yang dimiliki menurun, membelanjakan uangnya, inflasi menjadi tinggi.
2. Bukan sesuatu yang urgent bagi Indonesia untuk redenominasi, tetapi mungkin ada motivasi lain menebar isu ini
3. Bakalan ada biaya untuk cetak uang yang baru
4. Bagaimana dengan harga 1500? Apakah menjadi 1 rupiah 5 sen? Jadi kita kembali mengenal "sen" dong? Atau mungkin malah dibulatkan menjadi 2 rupiah?

Dari berbagai sumber bacaan: antaranews.com, detik.com, kompas.com, vivanews.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun