Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Tradisi Tabuik yang Ada di Pariaman

22 April 2024   19:29 Diperbarui: 22 April 2024   19:42 106 0
Tradisi tabuik merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang ada di Minangkabau tepatnya di daerah Pariaman, Sumatra Barat. Yang memperingati tragedi Karbala dan wafatnya Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad Saw. Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-19 dan ini merupakan perpaduan budaya Islam, Hindu, dan Budha. Tradisi ini diperingati setiap tanggal 10 Muharram menurut penanggalan hijriyah. Tabuik berlangsung selama 10 hari, dimulai pada tanggal 1 Muharram dan puncaknya pada tanggal 10 Muharram. Tradisi tabuik yang ada di Pariaman terdiri dua macam, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Tabuik pasa berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota Pariaman hingga ke tepian wilayah pasa. Sedangkan tabuik subarang bersal dari daerah subarang, yaitu wilayah di sisi utara dari Sungai atau daerah yang disebut dengan kampung jawa-jawa. Tradisi selalu disaksikan oleh puluhan ribu orang pengunjung, termasuk turis asing yang membuatnya menjadi acara besar yang ditunggu-tunggu.

Berikut beberapa kegiatan utama dalam Tabuik:
1 .Pengambilan Tanah
Pada tanggal 1 Muharram, dilakukan ritual pengammbilan tanah di Padang Karbala Simangenjuruak untuk melambangkan kesucian tanah tempat gugirnya Imam Husain. Selanjutnya Menebang Pisang, yang dimana kegiatan ritual ini melambangkan penebangan pohon pisang yang dilakukan oleh Sayidina Ali sebelum pergi ke Karbala. Kemudian upacara Maatam, ini merupakan acara sebagai upacara duka cita yang diwarnai dengan lantuanan ayat suci Al-quran, pukulan rebana, dan tangisan para masyarakat.
2 .Mengarak Jari-jari
Mengarak replika jari Imam Husain yang melambangkan liman rukun islam.
3 .Mengarak Sorban
Mengarak sorban Imam Husain yang melambangkan kesucian dan kehormatan.
4 .Tabuik Naik Pangkat
Ritual menaikkan replika Imam Husain ke singgasana, melambangkan kenaikan derajat beliau di akhirat
5 .Hoyak Tabuik
Upacara puncak tabuik dimana para Masyarakat saling menyiram air sam lumpur, melambangkan rasa duka dan penyatuan.
6 .Membuang Tabuik ke Laut
Tabuik diarak ke Pantai secara Bersama sama dan beriringan kemudian dilarungkan ke laut, melambangkan kembalinya Imam Husain kepada Allah SWT.
Tradisi selalu disaksikan oleh puluhan ribu orang pengunjung,termasuk turis asing yang membuatnya menjadi acara besar yang ditunggu-tunggu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun