Kudengar suara teriakan dari salah satu ruangan di rumah ku, mereka terdengar mendebatkan sesuatu, sampai akhirnya pintu ruangan tersebut dan keluarlah petinggi Belanda yang terlihat marah karena pembicaraannya dengan ayahku. Saat ku masuk ke ruangan tersebut ku lihat ayahku duduk di meja kerjanya, kelihatan letih dan sedih. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepadanya. Ternyata petinggi Belanda tersebut datang karena Belanda mengetahui bahwa ayahku menentang pembangunan jalan pos dari Anyer sampai Panarukan.
KEMBALI KE ARTIKEL