KPK lembaga adhoc yang diharapkan sebagai lembaga superbody untuk memberantas kejahatan KORUPSI dalam waktu singkat, ternyata masih jauh dari harapan. Berharap ketua KPK seperti Antasari rasanya bagi pungguk merindukan bulan. Ditengah figur-figur elit KPK tersandera kasus (Bibit,Candra,Ade) kiprah Busro muqodas yang mestinya menjadi harapan besar …..belakangan justru malah patut dipertanyakan. Figur Busro Muqodas yang bersih, lurus, sederhana, kalem ternyata sangat tidak layak menjadi ketua KPK. Kasus Nazarudin yang sangat menyita perhatian publik, justru Busro malah ikut arus skenario mengeliminir kasus Wisma Atlit & Hambalang dengan memunculkan kasus nazarudin yang lain. Dengan gagah berani mengumumkan nazarudin manusia 6 trilyun, jelas-jelas merupakan bagian upaya sistematis membelokkan asal muasal kasus kenapa Nazarudin harus dipecat sbg bendahara PD. Akumulasi proyek Nazarudin yang 6 trilyun yang disampaikan Busro menunjukkan KPK memang alat penguasa membentuk Opini publik. Kenapa digembar-gemborkan setelah Nazarudin bukan lagi bendum PD?.... kenapa digembar-gemborkan karena dimungkinkan peran Nazarudin di kasus Wisma Atlit tidak begitu signifikan???? Kenapa pembukaan alat bukti (isi tas Nazarudin) tidak disaksikan Nazarudin? Kenapa Busro mengamini pernyataan KPK kalau Nazarudin tidak butuh pengacara, tidak boleh dijenguk keluarga?....dll
Busro Muqodas menunjukkan siapa sebenarnya beliau. Beliau mungkin memang bersih, beliau memang jujur….tapi beliau TIDAK AMANAH mengemban tugas sebagai Ketua KPK. Busro Muqodas adalah safety player (pemain aman). Menjadi pertanyaan besar…apa motivasi Busro jadi Ketua KPK?..... barangkali tak lebih dari sekedar mencari pekerjaan dg gaji tetap, melengkapi CV dan pengalaman hidup seorang Busro Muqodas…..
KEMBALI KE ARTIKEL