Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Senandung yang Terlupakan

25 Desember 2014   18:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 27 1
Zaman telah mengalami pergeseran, era telah berganti, budaya mulai kian terkikis dari jiwa-jiwa generasi penerus bangsa. Akankah semuanya hanya akan menjadi sebuah kenangan?

Aku terdiam diberanda rumahku, mengenang masa kecilku yang penuh dengan nuansa kanak-kanak. Malam baru saja dimulai, bulan purnama dengan malu-malu mulai menampakkan diri. Aku masih ingat, kala bulan purnama kami para anak kecil akan berbondong-bondong menuju rumah Pak RT, yang halaman rumahnya sangat luas. Disana kami akan bermain, menghabiskan malam. Setelah selesai belajar, aku dan teman-temanku akan memulai permainan petak umpet.

Bukan hanya itu saja, ada permainan lompat tali, congklak, patel lele, emplek-emplek asem, bekel dan juga sonda. Itulah permainan yang menjadi milik kami saat masa kanak-kanak dulu, yang tentu saja berbeda dengan permainan anak zaman sekarang yang berpetualang dengan dunia mereka masing-masing.

Namun, akankah anak zaman sekarang tahu bahwa mereka pelan-pelan telah tumbuh menjadi anak-anak yang individual. Mereka hidup dalam dunia yang mereka ciptakan sendiri, yang sangat berbeda dengan anak-anak pada zamanku dulu, kami bermain beramai-ramai dengan riang gembira, kami punya banyak kawan.

Bukan hanya itu saja yang membuat hatiku miris, ketika aku mengabdikan diriku sebagai seorang tenaga pengajar di sebuah sekolah dasar di tempat tinggalku. Aku sering mendengar lagu-lagu yang harusnya belum pantas untuk mereka nyanyikan telah mendarah daging dalam diri mereka.

PadahalĀ  hanya berbeda 10 tahun saja usiaku dengan mereka, namun semuanya telah tak sama. Zaman kecilku dulu, lagu-lagu anaklah yang kami dengarkan bukan lagu tentang cinta dan sakit hati.

Lalu kemana senandung-senandung itu pergi? Kemana orang-orang yang peduli akan musik untuk para anak kecil? Haruskah nyanyian itu hanya mereka dengarkan saat mereka duduk dibangku Taman Kanak-kanak?

Zaman boleh saja berubah, akan tetapi anak-anak tetaplah anak-anak. Yang membutuhkan pendidikan yang bagus dari kita, para orang tua, para pendidik dan juga masyarakat. Biarkanlah mereka tumbuh dengan standart usia mereka, karena anak-anak kita hari ini adalah penerus kita dimasa yang akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun