Malam itu, hujan turun dengan deras, membasahi setiap sudut desa. Lampu jalanan berkedip-kedip di bawah tirai hujan, menciptakan bayangan kelam di sepanjang jalan yang basah. Di atas sebuah jembatan tua, berdiri seorang pria muda bernama Arga. Ia menatap sungai di bawahnya, aliran deras airnya seolah menggambarkan kekacauan batin yang sedang ia rasakan. Hidup Arga tak pernah mudah. Sejak kecil, ia harus berjuang di tengah kemiskinan. Ayahnya meninggal saat Arga masih sangat kecil, meninggalkan ibunya untuk membesarkan Arga seorang diri. Ibunya bekerja keras, mencuci pakaian orang lain demi menghidupi mereka. Tapi, kesulitan seolah tak pernah berhenti datang. Saat Arga beranjak dewasa, ibunya jatuh sakit dan tak mampu lagi bekerja. Arga pun harus mengambil alih beban keluarga, bekerja siang dan malam sebagai buruh kasar.
KEMBALI KE ARTIKEL