Dunia pendidikan Buddhis di tanah air mendapat kabar gembira karena kini telah lahir Universitas Buddhis pertama di Indonesia, yaitu Universitas Buddhi Dharma (UBD) di Tangerang, Banten. Peresmian UBD dilakukan oleh Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah pada hari Senin, 12 Januari 2015.
Dalam acara peresmian tersebut juga sekaligus dilantik Prof. Dr. Harimurti Kridalaksana sebagai rektor UBD. Pria kelahiran Ungaran, Jawa Tengah 75 tahun lalu ini pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Indonesia UI dan Koordinator Program Pascasarjana UI, serta Rektor Unika Atma Jaya periode 1991-2004. Ia berseloroh menyebut dirinya rektor tertua di dunia.
Universitas Buddhi Dharma yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol 41 Tangerang merupakan transformasi dari Perguruan Tinggi Buddhi yang dikelola oleh Perkumpulan Keagamaan dan Sosial Boen Tek Bio. Ada empat institusi pendidikan tinggi yang melakukan merger, yaitu STIE Buddhi, STMIK Buddhi, STBA Buddhi, dan ASMI Buddhi.
UBD memiliki tiga fakultas yang terbagi dalam 15 jurusan. Fakultas Sains dan Teknologi terdiri dari jurusan Fisika, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Informasi, Teknik Perangkat Lunak, Teknik Multimedia dan Jaringan (D4), dan Manajemen Informatika (D3).
Fakultas Bisnis terdiri dari jurusan Manajemen, Akuntansi, Administrasi Niaga, dan Akuntansi (D3). Sedangkan Fakultas Humaniora dan Sastra terdiri dari jurusan Sastra Inggris, Ilmu Komunikasi, dan Bahasa Inggris (D3). Sebelum mendirikan UDB, Perkumpulan Boen Tek Bio telah mendirikan Sekolah Buddhi yang memiliki jenjang pendidikan KB/TK, SD, SMP, SMU, dan SMK sejak tahun 1975.
Saat ini UBD memiliki 3000 mahasiswa, dengan pertambahan 1000 mahasiwa setiap tahun. Tak mengherankan jika gedung empat lantai yang saat ini ada sudah tidak mampu menampung mahasiswa. UBD sedang berencana membangun kembali gedung kuliah di belakang bangunan saat ini.
UBD adalah universitas ketiga di kota Tangerang setelah UNIS dan Universitas Muhammadiyah. UBD bisa dibilang beruntung bisa mendapat izin mendirikan universitas karena pemerintah saat ini memberi syarat yang ketat untuk izin pendirian universitas baru. Dan salah satu yang paling berat adalah harus memiliki lahan minimal 30 hektar. Untungnya peraturan tersebut keluar belum lama ini, sementara pengajuan izin UBD telah dilakukan sejak tiga tahun lalu dimana waktu itu syarat minimal lahan masih 1 hektar.
“Universitas Buddhi Dharma bukan didapat dengan mudah, tapi butuh perjuangan melelahkan,” ujar Udayasakhya Halim, Ketua Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio.
Menyandang status sebagai universitas Buddhis, UBD menawarkan nilai lebih berupa pendidikan berlandaskan nilai-nilai Buddhis. “Universitas Buddhi Dharma akan lebih cenderung menekankan praktek penerapan Buddhisme yang universal. Para pengajar dan mahasiswa berasal dari berbagai agama, tapi kami sepakat akan mengaplikasikannya dalam bentuk kehidupan nyata,” terang Udayasakhya Halim.
Nilai-nilai Buddhis akan dimasukkan ke dalam kurikulum di masing-masing fakultas yang saat ini masih digodok. Salah satunya adalah mata kuliah Etika Buddhis Universal, selain mata kuliah Agama Buddha. Juga ada mata kuliah Pranata Tionghoa.
Ketua Bidang Pendidikan Perkumpulan Boen Tek Bio yang juga Wakil Rektor Bidang Keuangan dan SDM Limajatini memberi contoh aplikasi nilai-nilai Buddhis dalam kuliah. Dalam Akuntansi, mahasiwa diajarkan untuk jujur dalam membuat laporan keuangan. “Akuntan yang pintar, tapi harus menjaga Sila. Intelektual yang dibarengi moralitas dan kebajikan,” ujar Limajatini.
UBD memprioritaskan umat Buddha untuk menjadi pengajar di UBD. “Kami mengundang semua umat Buddha yang S2 untuk menjadi dosen, karena syarat dosen harus S2, apa pun bidangnya,” ujar Limajatini.
Namun sangat disayangkan, jumlah tenaga dosen beragama Buddha sangat terbatas. Bahkan rektor UBD pun bukanlah seorang Buddhis, karena sulit sekali menemukan profesor beragama Buddha.
Karenanya, UBD memberikan beasiswa ikatan dinas pasca sarjana kepada umat Buddha untuk berbagai jurusan. “Kami kuliahkan banyak kader Buddhis ke S2 supaya bisa jadi dosen. Setelah lulus, jadi dosen kita,” kata Limajatini. Saat ini ada 10 orang penerima beasiswa yang sedang menempuh studi di sejumlah universitas. Selain itu diberikan juga diskon khusus sebesar 20% bagi putra-putri pandita aliran apa saja jika ingin kuliah di UBD.
Limajatini berharap, “Dengan adanya Universitas Buddhi Dharma, kami ingin agar melahirkan tokoh-tokoh intelektual Buddhis. Karena dengan adanya Universitas Buddhi Dharma, kita bisa mencetak para Doktor dan Profesor Buddhis dari universitas ini.”
Asal: