Pernah tinggal 22 tahun (1829 - 1851) ditambah 3 tahun pengembaraan (1875-1878) di Eropa, hidup bergaul dengan kalangan bangsawan, menjadi pelukis kerajaan Belanda yang lukisannya digemari kolektor lukisan Eropa; membuat Raden Saleh Syarief Bustaman terbiasa dengan pakaian ala Eropa. Tahun 1851 ketika kembali ke Tanah Air, Raden Saleh sempat bingung dengan kostum yang layak dikenakannya sehari-hari. Meski lama hidup di negeri orang, dalam dirinya tetap menggebu jiwa nasionalis sebagai seorang keturunan Jawa Arab sehingga terpikir olehnya untuk membuat rancangan bajunya sendiri agar bisa tampil beda. Maestro Lukis dan Bapak Modernitas Jawa ini, ternyata juga fashion designer atau perancang busana pertama Indonesia! Hasil rancangannya berupa perpaduan dari busana tradisional Jawa dan busana Barat yang tampak inovatif pada masa itu. Paduan antar jas bersulam ala bangsawan Eropa dengan modifikasi tutup kepala berupa blankon dari Indonesia.
Masih dalam rangkaian peringatan 60 tahun kerjasama Jerman Indonesia (JERIN) dan sebagai bagian dari Pameran Lukisan Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia; Goethe-Institut mengajak para perancang muda Indonesia berpartisipasi dalam lomba rancang busana yang terinspirasi dari karya Raden Saleh. Sebelas perancang yang lolos seleksi pakar seni dan mode dari Indonesia maupun mancanegara, Sabtu malam (9/6) mempresentasikan busana rancangannya di depan dewan juri dan undangan. Acara yang digelar di halaman Galeri Nasional Indonesia, Jakarta bertajuk Raden Saleh Goes Fashion ini, dinilai oleh para juri al: Auguste Soesastro, Diaz Parzada, Helena Abidin, Lenni Tedja, Taruna K. Kusmayadi, Tubagus Andre Sukmana dan Dr. Werner Kraus.
*****
Tulisan lain yang berhubungan dengan Raden Saleh:
- Raden Saleh, Seniman yang Dilupakan Kembali ke Tanah Air
- Wapres Boediono Membuka Pameran Monografi Raden Saleh