Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Artikel Utama

Ajang Unjuk Bakat, Ketika Prestasi Hanya Sebatas Pertarungan SMS

9 Juni 2012   02:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:13 7353 14

Pernah menyimak ajang pencarian bakat yang (pernah) marak di saluran televisi? Sebutlah Indonesian Idol, Akademi Fantasi Indonesia, Indonesia Mencari Bakat, Kontes Dangdut Indonesia, Mammamia, Audisi Pelawak Indonesia, Indonesia’s Got Talent dan sebagainya. Acara tersebut disamping dilirik sebagai peluang bagi para calon entertainer muda untuk adu bakat, mempromosikan diri dan mencari popularitas; juga sebagai ajang rebutan rating antar stasiun televisi.

Tidak semua acara tersebut bertahan di layar kaca, contoh Akademi Fantasi (AFI).Program yang diadaptasi dari La Academia, Meksiko ini sempat meraih rating tertinggi, siarannya berhenti pada 2006. Bagaimana dengan para jebolan ajang pencarian bakat ini, apakah mereka berhasil meraih mimpinya sepertitheme songAFI:

menuju puncak gemilang cahaya, mengukir citra seindah cahya

menuju puncak impian di hati, bersatu janji kawan sejati

pasti berjaya di Akademi Fantasi

*sambil pake gaya putar-putar*

Impian menjadi dikenal mungkin iya, sesaat selama mereka masih berada dalam euforia ajang idola yang diikutinya. Tapi bagaimana setelah keluar dari keriaan itu? Hanya segelintir diantara mereka yang benar-benar bisa bersaing di luar panggung setelah merasakan dimanja dengan berbagai sorotan media, menikmati karantina yang semua kebutuhannya terjamin, juga dibekali pengetahuan bermusik dll oleh yang pakar di bidangnya. Mereka dibuai ketenaran sesaat hingga tersisih sampai pada babak dimana mereka harus pulang menenteng koper. Untuk menarik simpati penonton, kepiawaian pembuat acara ikut berperan penting dalam merekam perjalanan kehidupan para kontestan berikut keluarganya dan menayangkannya di layar kaca. Beberapa juri dari setiap kompetisi selalu memberi penekanan agar masyarakat memberikan suara lewat SMS kepada kontestan yang benar-benar berbobot dan berpotensi di bidangnya.

Lalu, kemana para lulusan ajang pencarian bakat ini sekarang?

  • Masih ingat Very Affandi juara AFI angkatan pertama, yang mendapat simpati luar biasa dan menuai SMS setelah kehidupan pribadinya disorot habis di kampungnya sana? Jebolan AFI asal Medan ini, sempat ikut beberapa sinetron dan terakhir dikabarkan berubah status dan jadi brondi seorang pesohor negeri yang konon menyukai daun hijau.
  • JoyTobing, juara Indonesian Idol angkatan pertama, ingin bebas dari ikatan kontrak dengan penyelenggara Indonesian Idol akhinya memilih jalan sendiri untuk menjadi tenar. Kini Joy lebih banyak mengisi kegiatan pelayanan di beberapa gereja, paling tidak dua kali kami tampil sepanggung walau saya hanya kebagian sebagai penyanyi latar bersama seratus anggota paduan suara hahahaha.
  • Mundurnya Joy, memberi peluang bagi Delon Thamrin untuk mendapat promosi dari FremantleMedia. Sebelum Joy mundur, salah satu peserta yang sudah lebih dulu mengundurkan diri dari panggung spektakuler adalah Helena.
  • Nania Kurniawati Yusuf runner up 2 Indonesia Idol pertama, sekarang aktif mengisi pelayanan gereja di berbagai tempat.
  • Karen Theresia Pooroe peserta termuda Indonesian Idol 2004 yang terselamatkan oleh Wild Card, sudah mengeluarkan album. Terakhir Karen Idol, terlihat tampil di acara amal untuk anak-anak penderita kanker tahun 2010 bersama tantenya Lita Zen di Goethe-Institut, Jakarta.
  • Lalu Winda Idol sukses menjadi sekertaris yang menggemaskan di sitkom OB, Sarah Idol menjadi vokalis Coklat serta Tika Tiwi jebolan AFI membentuk duo T2.
  • Micky "Idol" Jakarimelana yang tak banyak terdengar beritanya sebentar lagi akan muncul di layar lebar. Micky ikut bermain dalam film garapan pasangan Ari Sihasale-Nia Zulkarnaen Di Timur Matahari yang minggu depan mulai main di studio 21.

Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua peserta ajang pencarian bakat itu memiliki kualitas suara yang bagus. Dari para idol yang pernah saya dengar langsung suara aslinya dan memang enak di kuping adalah Joy Tobing, Nobo Idol dan Nania. Secara kebetulan ketiganya sering terlihat beribadah di gereja sehingga suka diminta secara spontanitas untuk bernyanyi. Begitu juga dengan Vania Larisa, pemenang Indonesia's Got Talent atau Mike Mohede juara dari Indonesian Idol angkatan kedua, suara aslinya benar-benar maknyus dan menguasai teknik bernyanyi dengan baik.

Bagaimana dengan kontestan Indonesian Idol 2012?

Saya bukan pengamat yang baik untuk ajang ini, karena tidak mengikuti pertarungan di panggung spektakuler dengan runut. Kalau dihitung dengan jari, sepertinya baru 4 (empat) kali saya menyaksikan acara ini dan kesemuanya gak tuntas. Malam ini 5 (lima) kontestan akan bertarung memperebutkan tempat ke 4 (empat) besar, mereka adalah Dion, Febri, Regina, Sean dan Yoda. Dari kelima kontestan, saya pegang tiga orang Dion, Sean dan Regina. Apa keunggulan mereka?

  • Dionysius Agung Subagyo, panggilan akrabnya Dion Idol adalah seorang pengemudi mobil rental yang suara dan goyangan swing-nya bikin makjos. Dia pede tampil membawakan lagu dengan aransemen sendiri yang enak di kuping dan mendapat puja puji dari para juri.
  • Regina Ivanova, tak diragukan lagi suaranya bikin jatuh cinta dan teknik vokalnya juga mantap. Dari awal ada kesempatan menonton Indonesian Idol 2012, unggulan saya adalah Regina, Regina dan Regina. Kenapa begitu? Karena setiap kali pulang ke rumah dan menyalakan tivi yang muncul saat itu adalah Regina! Regina memang kereeeen!
  • Kamasean Y. Matthew, dara blasteran Toraja Batak yang minggu lalu diselamatkan oleh hak veto juri triple A : Ahmad Dhani, Agnes Monica dan Anang Hermansyah karena perolehan SMS-nya paling rendah. Sean, kontestan termuda Indonesian Idol 2012 yang multi talenta ini, baru saya saksikan penampilannya saat tampil bermain piano membawakan lagu D'Masive Merindukanmu. Wowwwwwww, gilaaaaa kereeeeen! Meski sempat selip dan lari di beberapa nada, penampilan Sean telah membuat saya jatuh hati. Penampilannya selalu menuai puji bahkan standing applause dari juri.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun