Lelaki muda berperawakan sedang mengenakan stelan semi resmi celana panjang dipadu dengan kaos sport yang dibalut blazer berwarna gelap lengkap dengan sepatu sport berlari kecil saat namanya dipanggil ke atas panggung. Para ABG yang memenuhi ballroom Pakuwon Indah, Surabaya tak henti-hentinya bertepuk sorak setiap kali dirinya mengobarkan semangat mereka. Selesai memberi sambutan, lelaki muda yang ganteng dan tak pernah lepas tersenyum itu oleh panitia diajak mendekat ke bangku VIP dimana kami duduk. Ya, malam itu kami bersepuluh rombongan penggembira duduk sejajar dengan para petinggi yang diundang ke Grand Final DetEKsi Model Competition 2K9 Jumat (21/11/09). Pertemuan sekejap diisi dengan perkenalan singkat dan karena suasana di dalam ballroom cukup ramai, suara kami bersaing dengan teriakan penonton serta dentuman musik dari pengeras suara. Lelaki muda tadi lalu pamit dan berpesan kepada panitia agar tak lupa mengajak kami berkeliling serta memastikan,"jadwal kita besok pagi di Gresik kan?" Karena melihat beberapa buku Dahlan Iskan di salah satu toko buku beberapa waktu lalu, saya teringat perjalanan rombongan penggembira ke Surabaya dua tahun silam ini. Waktu itu kami berkesempatan mampir ke dapur redaksi serta melihat dari dekat beberapa kegiatan anak muda yang diadakan oleh Jawa Pos. Kami memang tidak bertemu dengan Dahlan Iskan tapi diajak mutar-mutar di pabrik oleh lelaki muda yang ganteng tadi. Dia adalah Azrul Ananda puteranya yang kala itu commissioner DetEKsi sekaligus Wakil Dirut JP.
Disela berlangsungnya pemilihan DetEksi Model kami juga melihat dari dekat kegiatan DetEKSi Mading Championship. Beragam mading 2D/3D karya siswa dari berbagai SMA di Surabaya dan sekitarnya dipamerkan untuk dinilai oleh juri. Sesekali muncul rombangan siswa yang meneriakkan yel-yel kebangsaan yang juga dilombakan untuk menarik perhatian pengunjung. Tak ketinggalan adalah para ABG yang menenteng beragam jenis kamera untuk mengabadikan momen yang menarik. Mereka tak sekedar memotret tapi sesekali mencatat sesuatu di buku yang selalu ditenteng ke sana kemari. Ternyata mereka adalah para peserta Blog Competition salah satu kegiatan yang juga dilombakan; hal ini tampak jelas dari tulisan di belakang kaos yang mereka kenakan. Dari Pakuwon, kami bergerak menuju Graha Pena untuk melongok dapur redaksi Jawa Pos hingga jelang pk 24.00. Ternyata seru juga melihat kegiatan di ruang redaksi saat menunggu berita dengan deg-deg'an karena dikejar deadline untuk segera naik cetak. Salah satu berita penting yang mereka nantikan adalah liputan para ABG dari malam puncak acara DetEKsi di Pakuwon.
Beragam kegiatan untuk menyalurkan bakat anak muda diselenggarakan dibawah bendera DetEksi diantaranya yang berlangsung di Pakuwon itu. DetEKsi lalu mengembangkan sayap dengan membuat brand activity DBL (Development Basket League) yang kemudian menjadi PT DBL Indonesia (DetEKsi Basket Lintas Indonesia) yang khusus mengadakan lomba basket antar pelajar. DBL pertama kali diselenggarakan pada 2004 hanya dikhususkan bagi kalangan pelajar di Surabaya, lalu merambah ke Jawa Timur karena permintaan pelajar dari kota-kota lainnya. Pada tahun 2008 mulai berkolaborasi dengan NBA dengan pertandingan dilakukan di DBL Arena gedung basket sendiri yang berdiri dalam satu kawasan dengan Graha Pena Surabaya. Tahun 2010 DBL dilaksanakan di 25 kota di 10 propinsi Indonesia karena minat yang cukup tinggi dari para pelajar Indonesia untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hanya pelajar berprestasi yang boleh mengikuti kegiatan ini artinya disamping bisa bermain basket; mereka adalah pelajar dengan prestasi akademik yang bagus di sekolahnya. Para pelajar dan pelatih yang memenangkan beberapa kategori dalam turnamen, mendapat beasiswa dan kesempatan untuk tanding basket internasional ke luar negeri seperti Australia dan Amerika. Mereka tergabung dalam team DBL All Star yang terpilih dari hasil seleksi di DBL Camp. Mereka adalah yang terbaik dari yang terbaik hasil seleksi di DBL Competition yg berhasil lolos ikut DBL Camp dan memiliki kesempatan mengikuti coach clinic dengan pemain NBA. Kesuksesan DBL membuat perwakilan klub basket peserta Indonesia Basketball League (IBL) meminta DBL untuk mengelola kompetisi basket antar klub di Indonesiayang sebelumnya dikenal dengan Kobatama itu. Maka pada 2010 PT DBL Indonesia melakukan re-branding mengganti nama IBL menjadi NBL Indonesia (National Basketball League Indonesia.