Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Benteng Somba Opu, Potensi Wisata Sejarah Yang Diabaikan

27 Desember 2011   09:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:42 1795 1

Rintik hujan berlomba menapakkan jejaknya di permukaan tanah ketika kendaraan yang saya tumpangi memasuki kawasan benteng Somba Opu, Makassar. Beberapa pelajar berseragam pramuka meliuk dengan sepeda motornya berboncengan melaju ke arah yang sama. Sebelum rasa bangga saya membuncah melihat kesadaran mereka berkunjung ke tempat wisata sejarah selepas jam sekolah, pemandangan siswa mojok di sekitar pohon dan reruntuhan benteng meredam rasa itu. Sebelum melewati gerbang, tampak menara seluncur waterboom dan bangunan berbentuk kandang burung di dalam kawasan Gowa Discovery Park (GDP) yang pembangunannya sempat mengundang protes keras dari para mahasiswa di akhir 2010 dan awal 2011 lalu. Spanduk sisa demo pun masih terlihat menggantung dijadikan penutup warung di salah satu rumah adat. Konon pembangunan GDP bertujuan untuk pelestarian kawasan cagar budaya benteng Somba Opu. Dari beberapa informasi di media online yang sempat saya unduh disebutkan GDP akan mulai beroperasi di 2012, namun hari itu tak nampak aktifitas layaknya mengejar target di sana mungkin pekerjanya sedang libur. Kendaraan pun melewati gerbang dengan bebas karena tidak ada pos penjagaan hingga sampai di depan Baruga Somba Opu; lalu berputar arah kembali ke depan. Maksud hati hendak bertanya kepada beberapa pemuda yang sebelumnya berkumpul di dekat rumah adat Mamasa, namun begitu sampai di sana mereka sudah tidak ada. Tak adanya petugas yang bisa ditanyai tentang benteng dan sekitarnya, membuat saya menikmati sendiri kunjungan ini. Museum Pattingalloang yang konon menyimpan barang-barang peninggalan kesultanan Gowa pintunya tertutup rapat sehingga saya tidak punya kesempatan untuk melihat koleksinya. Apakah saya salah memilih jadwal berkunjung?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun