Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

27 November 2011   00:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09 580 1

Citra polisi sebagai pelindung sudah luntur di mata kanak-kanak saya ketika seorang polisi muda berseragam lengkap bertamu ke rumah. Polisi perantau dari Jawa yang bertugas di kota kecil kami ini, mengancam akan menembak Nero jika tidak segera disingkirkan dari pandangannya. Kesalahan fatal apa yang telah dilakukan Nero anjing kampung berbadan sekal berkulit coklat mengkilap sehingga terancam hukuman mati? Di otak kanak-kanak saya, Nero adalah penjaga rumah yang bisa diandalkan. Gonggongannya membuat seisi rumah terjaga ketika malam hari memergoki maling yang beberapa kali hendak masuk ke dalam rumah. Jika Nero disingkirkan apakah pak polisi mau menggantikan tugasnya? Jengkel, marah campur geli mendengar penjelasan panjang lebar polisi muda di teras depan rumah sore itu. Setiap hari polisi muda ini berangkat dan pulang bekerja berjalan kaki melewati rumah kami. Dan setiap itu pula Nero selalu mengejar, mengajak bercanda dengan menarik ujung celana terkadang menggigit sepatunya, melompati dan yang bikin pak polisi tersinggung Nero selalu berusaha mengendus bagian terlarang. Yang membuat kami heran, Nero hanya berbuat begitu ke polisi, pejalan kaki lainnya tidak diperlakukan demikian. Agar tidak didor, dengan berat hati kami merelakan Nero diungsikan ke rumah Nenek. Di usia delapan tahun, saya berani mencap polisi itu jahat!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun